Chapter : 3/?
Char : Cindy, Choi Jae-Hwa
Disclaimer : All the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! please subscribe!
This is Part 3..
Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
BONUS SCENE 1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________
Seoul, Desember 2013
Aku tiba di Bandara Internasinal Incheon. Udara kurasakan sangat dingin, aku bersyukur Alan sudah memperingatkanku akan hal ini, jadi aku mengepak baju-baju hangat, sweater dan jaket lebih banyak. Seharusnya ini adalah akhir musim dingin, tapi rasanya sama sekali tidak ada bedanya.
Hari ini aku memakai skinny jeans, sepatu boots dan pulloverhangat berwarna coklat, tak lupa ku lengkapi dengan syal warna merah. Aku merasa sangat capek dengan perjalanan panjang ini, terbang begitu lama membuatku merasa terkena jet lag. Kepalaku rasanya mau jatuh saja, nampaknya aku harus segera beristirahat. Aku harus segera ke Apartemen.
Aku melihat catatan pada buku agendaku. Alamat apartemenku berada di Yongsan-gu Seocho 2 Dong 1308-25, lantai 9 nomor 15. Apartemen itu sudah kusewa jauh hari sebelum berangkat, dibantu oleh salah seorang teman dari Alan. Lagi-lagi aku bersyukur atas kemudahan yang diberikan kepadaku.
Kata Alan, temannya itu akan menjemputku di bandara, aku berjalan keluar menuju gate kedatangan. Aku melihat ke sekeliling barisan para penjemput yang sibuk mengacung-acungkan tulisan berisi nama orang yang akan dijemputnya. Tapi aku belum melihat ada namaku.
"Mungkin aku kurang awas melihatnya, makanya terlewat.." pikirku. dan aku kembali melihat-lihat kali ini dengan lebih teliti. Namun tetap sama saja, tak nampak namaku di antaranya. Lalu aku pun berjalan ke ruang tunggu. Mungkin jika aku menunggunya disana dia akan muncul.
Aku baru saja akan berjalan menaiki eskalator, sampai aku melihat seorang cowok berlari dengan cepat kearah gate kedatangan. Tapi aku bisa melihatnya membawa sebuah kertas yang bertuliskan namaku. lelaki itu berlari sangat cepat, tapi kuputuskan untuk mengejarnya dan memanggilnya.
"hey..! kamu!! tunggu!! hey..!"
Tapi berlari menjadi sangat sulit ketika aku juga harus membawa koper-koperku yang lumayan besar. Aku tetap berteriak memanggilnya, sayangnya aku sama sekali lupa namanya siapa. Alan pernah menyebutkannya namun otakku sama sekali tisak bisa diajak bekerja untuk mengingat-ingat saat ini.
*Mulai dari sini anggep aja percakapan dalam bahasa Korea*
Dan akhirnya sampailah kami berdua di depan terminal kedatangan, tempat awalku. Cowok itu terlihat capek, napasnya ngos-ngosan. Aku berjalan kearahnya dan menepuk pundaknya.
"Wa!!" Ia berteriak kaget sambil membalikkan badannya ke arahku. "Oh tuhan, kaget aku!"
"Ma..maaf, tapi kelihatannya kamu membawa namaku.."
"Ooh! Kamu Cindy? Kawannya Alan kan? Aigoo.. Hey maaf ya aku terlambat menjemput kamu, udah nunggu lama?" Dia mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Aku tersenyum geli melihatnya.
"Lumayan lama, tapi gak papa kok yang penting kamu sekarang udah disini.." Jawabku
"Mana barang bawaanmu? banyak nggak?"
"Aku cuma bawa 2 kok.."
"Sini mana, ku bantu bawkan. Oh Namaku Choi Jae-Hwa, Salam kenal.." Ia tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya kearahku. Ku jabat tangannya "Senang berkenalan denganmu Choi Seonsaeng-nim, Aku Cindy 23 tahun."
"Dan aku 25 tahun, jadi jangan terlalu formal padaku, panggil namaku saja ya.. " Aku mengangguk.
Kami berjalan keluar bandara menuju arah parkiran mobil.
"Jae-Hwa, aku perlu beli hanphone nggak?" Tanyaku saat ia sedang memasukkan koper-koperku ke bagasi mobilnya.
"Berapa lama kamu disini?"
"Mungkin 1 atau 2 minggu, aku juga belum yakin.."
"Menurutku belum perlu, pakai punyaku dulu saja.." Dia merogoh kantongnya dan memberikan handphone miliknya kepadaku.
"Makasih.."
Aku lalu mengetik pesan untuk Ethan dan Alan memberi tahu mereka bahwa aku sampai dengan selamat dan Choi Jae-Hwa sudah menjemputku.
"Nih, terimakasih ya.." Ujarku sambil menyerahkan kembali handphone itu padanya. Jae-Hwa sangat tinggi, kira-kira 180 cm, dia mengenakan celana panjang warna cokelat, jaket hitam yang tidak dikancing dan kacamata coklat menggantung di sela kerah kaos birunya.
"Kirim pesan ke pacarmu ya?" Ia tertawa menggoda
"Bukaan.. ke kakakku dan Alan, jadi mereka tahu kamu nggak nyulik aku." Sangat nyaman berbicara dengannya, dia amat ramah.
"Ok, kita siap berangkat!" Ujarnya sambil menutup bagasi mobilnya. lalu berjalan ke pintu samping mobil, ke Seat penumpang dan membuka pintunya."If you please, M'lady" dan ia membungkukkan badannya. Aku tertawa.
Sepanjang perjalanan Jae-Hwa menunjukkan padaku berbagai hal, tentang Mall-mall, kawasan industri, dan berbagai macam hal lainnya. Parfumnya memiliki wangi vanilla, sangat manis, aku menyukainya, sangat cocokdengan karakternya yang ramah dan bersahabat.
Akhirnya kami tiba. Ia mengeluarkan koper-koperku dari bagasi mobil. Sementara aku melihat-lihat keadaan disekitar. Bangunannya semua tinggi-tinggi.
"Ini apartemenmu, kita tinggal di lantai yang sama, aku nomer 16 dan kamu 15, jadi jika kamu butuh sesuatu akan gampang, tinggal bilang padaku." Jelasnya.
Kami berjalan menuju pintu masuk. Pintunya terbuat dari kaca transparan yang cukup tebal, nampaknya ini otomatis karena aku tidak melihat adanya handle di pintunya. Di dalam aku dapat melihat ada loker-loker surat yang bertuliskan nama dan lantai serta ruangan nomorberapa surat akan dituju.
"Ini kartu aksesmu, jangan sampai hilang ya! kalo hilang kamu nggak akan bisa masuk ataupun keluar. Ini kartu yang sangat penting, jadi jagalah baik-baik." Jae-Hwa menyerahkan kartu itu padaku. Kartunya mirip kartu ATM cuma lebih tebal, disana tertera nama serta alamat lengkapku dan juga barcode.
"Nih, kuajarkan cara memakainya.." Dia berjalan menuju sebuah boks sensor yang ada di pinggir pintu. "kamu hanya perlu meletakkan pagian barcode nya disini, setelah berbunyi, kamu harus memasukkan lantai dan nomer ruanganmu. Kita ada di lantai 9 dan ruanganku 16, jadi kode yang dimasukkan adalah 0916." Dan pintu kaca tadi terbuka secara otomatis. Kami berjalan menuju lift.
Setelah kami tiba di lantai kami, Jae-Hwa menunjukkan letak ruanganku. "Nah, disini kamu juga akan menemukan kotak sensor yang sama, kamu hanya perlu memasukkan kartunya kesini dan pintu akan terbuka, sana dicoba.." Dan aku mencoba memasukkan kartuku seperti yang ditunjukkan oleh Jae-Hwa, dan benar saja, pintu nya membuka secara otomatis. Jae-Hwa meletakkan koper-koperku di dalam.
Aku tercengang melihat betapa luasnya ruangan ini. Sete;ah berkeliling sebentar, aku melihat sudah banyak peralatan yang tersedia, seperti alat-alat dapur, kamar mandi yang bersih, dan kamar tidur yang didominasi warna biru muda.
"Besar sekali.." Ujarku takjub.
"hehe apa kamu suka?"
"Suka sekali, tapi apa ini tidak berlebihan? aku kan hanya sebentar disini.." Aku melihat kearah Jae-Hwa.
"Nggak kok, yang penting kamu nyaman." Ia tersenyum ramah. "Baiklah, aku tinggal ya, silakan istirahat dulu.." Aku mengganguk. "Terimakasih banyak Jae-Hwa.." Ia melambaikan tangan dan berlalu keluar pintu dan menutupnya.
Aku melihat sekelilingku, tiba-tiba saja rasa sepi menyeruak.
"Whew! disinilah aku, Korea, sendirian.."
Aku membongkar koperku, mencari-cari peralatan mandi ku dan baju untuk ganti.
Seusai mandi, aku melirik jam meja di kabinet dekat ranjang. ternyata sudah jam 9 malam, pantas saja aku sangat capek. Tapi aku merasa lapar.
namun kuputuskan untuk tidur saja.
-----------------------------------------------END OF CHAPTER 3-------------------------------------
Catatan penulis :
0 komentar:
Post a Comment
TInggalkan pesan anda, berikan saran agar saya lebih baik lagi kedepannya! :)