Dan begitulah, Loki tinggal bersamaku selama beberapa bulan ini, aku masih tidak habis pikir mengapa ia
memperkenalkan dirinya sebagai dewa kejahatan, padahal selama yang aku lihat
dia sangat baik, dia selalu membantu hal-hal kecil di rumah, seperti
membereskan peralatan makan kami atau membantuku memandikan kucing
kesayanganku, jake.
Sudah sejak lama aku memperhatikannya, gerak geriknya,
tingkah lakunya, cara dia berbicara, senyumnya, tawanya.. namun didalam matanya
masih terdapat ruang dimana dia terlihat kosong. Senyumnya, ya, senyumnya
membuat aku tak dapat memalingkan wajahku ketika kami berbagi cerita tentang
diri kami masing-masing.
Sangat mudah bagiku untuk dekat dengan Loki, padahal aku
orangnya sangat pemalu, tapi didekatnya aku merasa sangat nyaman.
Sore itu sehabis kami memangkas rumput dan menyiraminya,
kami duduk dibawah pohon apel.
“jadi, kau belum menceritakan kenapa kau bisa sampai di
duniaku..”
“jadi kau benar-benar ingin tahu? “
“tentu saja! Aku menunggumu untuk menceritakannya tetapi
ternyata kau sampai sekarang belun juga member tahu aku, rasanya sangat
menyiksa!” kataku sambil mencubit pipi tirusnya
“hehehehe, baiklah aku akan menceritakannya” dia
menyeringai, oh aku selalu berdebar jika dia menyeringai seperti itu..
Loki pun bercerita, bahwa dia sebenarnya bukan penduduk asli
Asgard, dia adalah anak raja Laufey penguasa Jotuns, dia keturunan Frost giants. Dulu,
beberapa ratus tahun yang lalu, bangsa Jotuns selalu menggangu kehidupan di
dunia lain, termasuk bumi. Saat itulah raja Asgard, odin Allfathers, turun ke
bumi untuk membantu manusia mengalahkan Frost giants.
Frost giants pun terusir kembali ke dunia mereka. Odin
menghukum mereka dengan mengambil sumber daya kehidupan mereka. Dan odin
menemukan seorang bayi, anak Laufey yang terlantar di antara reruntuhan
puing-puing Jotuns dan dibawanya pulang
ke Asgard dan dijadikan anak.
“dan aku pun tahu bahwa aku bukan anak kandung Odin, aku
berusaha merebut tahta saudaraku, Thor. Aku sangat menyayanginya, aku
menyayangi Odin, aku pun menyayangi ibuku.. oleh karena itu aku terbuang ke
duniamu..” loki bersandar di pohon apel sambil melihat ke langit, aku
memperhatikannya, ada titik bening jatuh dari matanya, dia berusaha
menyembunyikan airmatanya dariku. Dengan cepat dia mengusap pipinya, namun
terlambat, aku telah melihat nya. Dia terlihat kikuk.
Aku meraihnya kedalam pelukanku.
“bahkan dewa pun perlu menangis untuk meluapkan rasa
hatinya..” kataku. Loki terdiam untuk beberapa saat. Lalu tangannya pun balas
mendekapku dan aku mendengar isakannya lirih. Aku membelai rambutnya dalam
dekapanku.
Oh Loki, kau tidak sejahat yang kau kira..
“lynx, terimakasih..”
“hmm… setelah hari ini berjanjilah bahwa kau tidak akan
menyimpan perasaanmu, jika kau ingin berbagi ataupun menangis sekalipun kau
harus melakukannya, tidak perduli bahwa kau adalah dewa, tapi kau ada di
duniaku, aku akan selalu ada untuk mendengarkan mu..”
“kau dapat memegang kata-kataku..” dia melepaskan
pelukannya.
“sudah baikkan?” tanyaku
“iya, terimakasih…”
“jadi, kapan kita memperbaiki rumahku? Ada yang rusak karena
kamu jatuh dulu..”
“eh iya aku lupa, besok pagi?”
“boleh juga.. sudah malam, aku mau mandi dulu, kau bisa
angkat kursi lipat ini masuk kan?” kataku
“iya nyonya, hhehehe” dia kembali menyeringai, jantungku
kembali berdebar. Aku tak tahu sampai kapan aku sanggup menahan nya.
***
Keesokan paginya kami pergi membeli bahan-bahan untuk
memperbaiki rumahku, Loki mengenakan jeans dan kaos hitam , aku membelikannya beberapa
baju karena dirumah tidak ada baju laki-laki, tapi aku sangat suka saat dia
memakai baju hitam itu, itu warna kesukaanku.
Sebenarnya aku sangat menyukai baju yang dia gunakan saat
jatuh dulu, warna hijau-hitam-gold yang indah, aku sangat menyukainya, warna
indah seindah matanya..
“kau sudah siap?” Tanya Loki
“yup! Let’s go!”
Kami pergi menuju mobil, rumahku agak jauh dari kota
sehingga memerlukan waktu hampir 1 jam untuk mencapai lokasi dimana kami akan
membeli bahan bangunan.
Sesampainya kami disana, hujan tiba-tiba turun, aku tidak
mempersiapkan payung. Kami harus berlari-lari dari tempat parkir untuk menuju
toko yang kami tuju. Loki membuka jaketnya dan memayungi kami dengan jaket itu.
Entah dari mana dia mempelajarinya, ataukah di dunia nya sana mereka juga
membuka jaket untuk melindungi wanitanya atau dia mendapatkannya dari menonton
televisi?
Kami sampai di depan toko, dia membukakan pintunya untukku.
“terimakasih, kau sangat Gentleman sekali hari ini.. hehe”
dia hanya menaikkan alis dan tersenyum.
Kami pun berkeliling toko untuk membeli bahan bangunan, aku
melihat ke luar ternyata hujan sudah berhenti turun, kami bersama-sama
menaikkan semen dan beberapa bahan bangunan lainnya ke mobil.
“mari kita cari tempat untuk makan..” kataku
“okay..”
Didekat sini ada tempat makan favoritku, aku suka makan
Shawarma, atau nama lainnya kebab. Kami berjalan menuju kesana karena tidak
terlalu jauh. Jalan bersama nya membuat banyak mata memandang kami. Tentu saja
karena dia sangat tampan hari ini. Setiap hari. Aku berjalan di sebelahnya,
kakinya yang panjang membuatku harus terus berusaha mengimbangi jalannya, tapi
nampaknya dia tahu dan melambatkan laju jalannya lalu menggandeng tanganku.
“maafkan aku terlalu cepat,,hehe”
“tidak apa-apa..” aku tersenyum, sebenarnya hatiku berdebar
tidak karuan. tangannya besar juga ya, tanganku serasa tenggelam saat
digenggamnya.
“disini tempatnya, karena kau baru pertama kali ini makan
Shawarma aku jadi kuatir.. mungkin tidak sesuai seleramu“ ujarku
“tapi tidak ada salahnya dicoba kan?“
“benar juga.. ayo kita masuuukk..“
pesanan kami datang, aku makan dengan lahap, yah karena ini
adalah makanan favoritku. Sedangkan Loki, dia susah payah berusaha untuk
terlihat dia menyukainya mungkin agar aku tidak kecewa. aku menatapnya cukup
lama, kuperhatikan raut wajahnya lekat-lekat. mata hijaunya, hidung mancungnya,
pipi nya yang tirus, dan bibirnya yang tipis.
menit berikutnya, aku melihatnya mengibaskan tangannya di
hadapanku
“kau melamun? memikirkan apa?”
entah berapa lama aku sudah seperti itu.
“eh, tidak kok hehe..“ aku jadi malu sendiri.
“aku sudah selesai, bagaimana kalau kita pulang sekarang?
supaya kita bisa memperbaiki rumahmu dengan cepat..”
“o..okay..” aku menjawab masih dengan gugup.. oh apa yang telah ku perbuat? aku membuat malu
diriku sendiri..
***
begitu
sampai dirumah, kami menurunkan barang-barang dari mobil. kami meletakkan
semuanya di lantai atas supaya gampang jika ingin digunakan.
"whoa!
capek juga ya ternyata!" Loki menghempaskan dirinya di sofa dan terduduk.
“haha,
kau ini laki-laki, badanmu besar, kenapa cepat sekali capek..” aku berjalan
melompati kakinya untuk bisa duduk disebelahnya. tapi rupanya keseimbanganku
tidak bagus, aku tidak bepijak dengan baik, maka sudah dapat ditebak bahwa aku
akan jatuh.
dengan
reflek aku memutar tubuhku, sehingga jika jatuh tidak akan terlalu melukai
badanku, tapi Loki menangkapku, kedalam pelukannya.
baru
kali itu aku berada sedekat ini dengannya, aku bisa mencium wangi tubuhnya yang
bau sabun, hangat badannya, dan mungkin juga detak jantungnya, aku terlalu
shock untuk mengingat semuanya dalam situasi seperti ini.
dia
menatapku dengan mata hijaunya yang indah, wajahnya dekat dengan wajahku.
hatiku berdebar tidak karuan, dan detik berikutnya aku merasakan bibir
lembutnya mendarat di keningku. dan kulihat dia tersenyum.
“hati-hati
lynx, kau ceroboh sekali,hehehe..”
“eh
maaf..” dan aku segera memperbaiki posisi ku dan duduk disebelahnya.
what
was that? apakah itu nyata? jadi dia benar-benar mencium keningku? semakin
diingat, semakin malu rasanya.
loki
duduk disebelahku, dia masih terdiam, apakah dia merasakan deg-degan juga? aku
sama sekali tidak bisa menerka.
“ehem..bagaimana
kalau kita kerjakan sekarang?” ujarnya memecah keheningan.
“o..okay!
aku ganti baju dulu,” aku berjalan ke kamarku, loki pun kembali ke kamarnya.
tak
berapa lama, kami sudah sibuk mengaduk semen, saling menggoda dengan
memercikkan cat, dan tertawa bahagia.
saat
itu aku masih belum sadar, hal buruk baru saja akan dimulai…
To be
continue..