Friday, September 19, 2014

Fanfic - Love Story Part 7

PENGUMUMAN

Mulai part 6 yang lalu, saya memisahkan blog penulisannya.
Semoga nggak pada keberatan yaa... (Emang ada yang baca?? wakakak) *plakkk

kalo mau baca untuk Part 7 silakan buka tautan Link berikut >> Klik Disini.

Saat menuju blog tersebut akan ada peringatan tentang Peringatan Konten seperti dibawah ini >>

Peringatan Konten
Blog yang akan Anda lihat mungkin memuat konten yang hanya sesuai untuk orang dewasa. Secara umum, Google tidak mengkaji dan juga tidak mendukung konten blog ini atau manapun. Untuk informasi selengkapnya tentang kebijakan konten kami, kunjungiKetentuan Layanan Blogger.

SEGALA KOMPLAIN TIDAK DITERIMA KARENA TELAH MENGKLIK PERNYATAAN BAHWA INGIN MELANJUTKAN TERSEBUT.

semoga senang dengan part 7 ini yaaa~

Aplikasi HP nih~

Continue reading Fanfic - Love Story Part 7

Wednesday, September 17, 2014

Fanfic - Love Story Part 6

PENGUMUMAN

Karena mulai part 6 ini dikhawatirkan sudah masuk PG-13 maka saya memisahkan blog penulisannya.
Semoga nggak pada keberatan yaa... (Emang ada yang baca?? wakakak) *plakkk

kalo mau baca untuk Part 6 silakan buka tautan Link berikut >> Klik Disini.

Saat menuju blog tersebut akan ada peringatan tentang Peringatan Konten seperti dibawah ini >>

Peringatan Konten
Blog yang akan Anda lihat mungkin memuat konten yang hanya sesuai untuk orang dewasa. Secara umum, Google tidak mengkaji dan juga tidak mendukung konten blog ini atau manapun. Untuk informasi selengkapnya tentang kebijakan konten kami, kunjungi Ketentuan Layanan Blogger.

SEGALA KOMPLAIN TIDAK DITERIMA KARENA TELAH MENGKLIK PERNYATAAN BAHWA INGIN MELANJUTKAN TERSEBUT.

semoga senang dengan part 6 ini yaaa~
ini fotonya EXO Kris, fanfic ini memang ga ada hubungannya sama EXO
tapi penggambaran sosok Jae-Hwa kira-kira mirip sama si Kris..
Jadi biar gampang bayanginnya soalnya Jae-Hwa kan tokoh fiksi..
Continue reading Fanfic - Love Story Part 6

Friday, September 12, 2014

Fanfic - Love Story BONUS SCENE 1

Title : Love Story BONUS SCENE 1
Chapter : 1/?
Char : Choi Jae-Hwa, Jang Geun Suk, Cindy
Disclaimer : Some of the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist I mention are belong to themselves. please subscribe!
This is Part 1 Of Bonus Scene. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI

_______________________________________________________________________________

"Hey Geun Suk!! Sudah lama menunggunya?" Jae-Hwa menyapa Geun Suk yang sedang duduk-duduk di cafe sambil membaca novel.
"Nggak juga, baru satu jam kok.." Jawabnya dengan tenang.
"Hahaha maaf ya.." Ujar Jae-Hwa dan duduk di samping Geun Suk.
"Aku sudah tahu kebiasaanmu Jae-Hwa.." Geun Suk  tersenyum pada sahabatnya. Choi Jae-Hwa, sahabat sejak kecilnya itu sama sekali tidak pernah berubah jika dalam masalah janji.. ia selalu datang terlambat. "Kamu harus benar-benar mengatur waktumu.." Tambahnya, Jae-Hwa mengangguk-angguk.

"Gimana kabar kakak laki-lakimu?" Tanya Jae-Hwa
"Dia baik-baik saja, dan kakak mu?"
"Dia juga baik-baik.. Oh! mungkin Februari besok aku akan jadi paman!" Jae-Hwa tersenyum ceria.
"Benarkah? wow! aku turut bahagia!" Geun Suk menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
"Aku sangat merindukanmu! Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini.." Jae-Hwa membuat wajahnya cemberut.
"Iya, dan terlebih lagi tentang fans-fans ini, mereka membuatku tidak bisa hidup dengan tenang, kemana saja aku selalu diikuti.."
"Itu kan resiko yang harus kamu tanggung.." Jae-Hwa mengambil cangkir kopi milik Geun Suk dan meminumnya.
"Kamu juga seharusnya jadi artis, Jae-Hwa. Wajahmu lumayan ganteng.." Geun Suk mencubit sok mesra pipi Jae-Hwa.
"Oppa.." Jae-Hwa bertingkah seolah-olah dia wanita yang digodain cowok, dan menonjok pelan dada Geun Suk dengan gaya gemulai. Mereka berdua tertawa.

Heh aku serius, aku bisa membuatmu jadi artis secaracepat, aku tinggal bilang ke Direkturku.." Geun Suk menambahkan.
"Ah, nggak.. Aku rasa, aku tidak bisa untuk hidup seperti tu, dikejar-kejar fans, tidak bebas bertindak.."
"yah, baiklah..  Ngomong-ngomong bagaimana bisnismu?"
"Lancar, seperti biasanya.."
"Dari dulu aku selalu penasaran, sebenarnya kamu bekerja di bidang bisnis apa?" Geun Suk bertanya dengan raut muka yang dibuat seolah-olah ia serius.
"Itu rahasia, kawan. Kita sudah berjanji kan? Kamu pun tidak memberitahu dimana gedung tempatmu bekerja sebagai artis.." Ujar Jae-Hwa sambil meminum kopi dari cangkir milik Geun Suk. "Aku pergi dulu, ada agenda selanjutnya dan nampaknya aku terlambat. Sampai jumpa lagi.." Jae-Hwa mencium bibir Geun Suk ringan dan pergi keluar. Geun Suk memandang kearah Jae-Hwa pergi.
"Hmm.. Jae-Hwa, dia nggak pernah berubah.."

Sejak kecil, Jae-Hwa dan Geun Suk adalah sahabat.Mereka berdua sangat dekat sekali. Hal itu terjadi karena keluarga mereka adalah tetangga. Jae-Hwa setahun lebih tua dibanding Geun Suk, tetapi ia lebih kekanak-kanakan. Mereka berdua bersekolah di tempat yang sama sejak TK sampai SMA, namun saat akan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Geun Suk mengambil sekolah keartisan dan Jae-Hwa sekolah bisnis.

Suatu ketika, Orang tua Jae-Hwa meninggal, ia dan sang kakak dirawat oleh keluarga Geun Suk, jadilah mereka semakin dekat. Dan oleh sebab itu juga, Jae-Hwa merasa ia memiliki banyak hutang budi terhadap mereka. Saking dekatnya, mereka sering disangka pasangan gay oleh orang-orang, karena memang mereka bertingkah sangat mesra saat sedang bersama. Tapi tentu saja mereka lelaki normal.

Jae-Hwa berlari cepat menuju pintu kedatangan. Dia nyaris lupa bahwa hari itu harus menjemput seseorang di bandara. Ia berlari secepat yang ia bisa. "Kuharap dia tidak menunggu terlalu lama.." Pikirnya sambil terus berlari. Akhirnya ia pun sampai, saat sedang menata kembali aturan nafasnya, tiba-tiba ia dikagetkan dengan sebuat tepukan di bahunya.
"Wa!!"
Saat ia berbalik, dia melihat seorang cewek berambut pendek, berwarna gelap dan mata yang lebar. Cewek itu memperkenalkan diri sebagai orang yang seharusnya ia jemput. Jantungnya berdegup kencang, entah karena ia berlari tadi ataukah karena cewek dihadapannya ini..

Setelah sampai di apartemen, Jae-Hwa mohon diri untuk kembali ke apartemennya dengan alasan agar Cindy, cewek tadi, bisa beristirahat. namun sebenarnya ialah yang butuh untuk menenangkan diri.

Saat ia masuk ke flatnya, Jae-Hwa mengirim pesan ke Alan, sahabatnya.
Hey! kenapa kamu tidak bilang tentang gadis ini!
aku seharusnya memakai pakaian yang lebih pantas saat menjemputnya..

"Ada apa ini, kenapa jantungku rasanya sakit sekali? Perasaan apa ini.." Jae-Hwa bertanya dalam hati sampai akhirnya ia tertidur...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan penulis :
Bonus scene ditujukan buat menceritakan hal-hal tambahan untuk membantu pembaca mendalami kisah LOVE STORY ini.. (wakakkak kaya ada yang baca aje..)

HANYA ILUSTRASI!!
Anggap saja Kris-EXO (kiri) adalah muka Jae-Hwa dan
Geun Suk (kanan) adalah dirinya. wkwkwk
Source picture : Google

Continue reading Fanfic - Love Story BONUS SCENE 1

Tuesday, September 09, 2014

My Dwaeji-Tokki Doll (From Korean Drama You Are Beautiful)

HOLA!
I am so happy today because the one i have waited so long finally came!

Yes! it's a Dwaeji-tokki (Pig-Rabbit) doll from famous Korean Drama : You're Beautiful.
this is what mine looks like
Pig-Rabbit
I am so happy!!
have you one too?? share it with the world! :)

Dwaeji-tokki
Dwaeji-Tokki


Continue reading My Dwaeji-Tokki Doll (From Korean Drama You Are Beautiful)

Saturday, September 06, 2014

Fanfic - Love Story (Part 5)

Title : Love Story
Chapter : 5/?
Char : Cindy, Choi Jae-Hwa, Direktur Lee, Jang Geun Suk
Disclaimer : Some of the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! but the artist i mention are belong to themselfs. please subscribe!
This is Part 5.. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINIPart 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Tiga hari kemudian...

"Selamat pagiiii...!!!" Sebuah suara dari intercom terdengar. "Apakah kamu sudah bangun??" Aku kenal suara itu, Jae-Hwa.
Aku berlari menuju pintu dan membukanya. Disana Jae-Hwa berdiri dengan senyum yang mengembang di bibir tipisnya.

"Aku punya berita bagus!" Ujarnya ceria.
"Apa?? Sini masuk dulu.." Jawabku dan mempersilakannya masuk.
"Perusahaan tempatmu melamar kerja tadi menelponku.." Oh iya, aku memperikan nomor Jae-Hwa kepada mereka karena aku belum memiliki handphone sendiri.
"Daan??" Aku bertanya dengan penuh rasa penasaran.
"Kau diterima!! yeeey!!" Jae-Hwa bersorak-sorak gembira, dan tertawa, senyumnya melebar sehingga aku bisa melihat deretan giginya yang putih dan berbaris rapi.

"Benarkah??" Aku masih merasa sangsi.
"Benar! aku tidak bohong. Kamu bisa mulai bekerja besok pagi! aku akan jelaskan lebih detail lagi, yuk makan di cafe!" Dia terlihat sangat ceria.
"Tunggu sebentar, aku mau ambil tas dulu.." Aku berlari-lari kecil menuju kamar dan menyambar tas yang tergantung di dinding. Aku menatap ke kaca riaa sebentar dan merapikan rambutku dengan jari-jari tangan. Syukurlah rambutku pendek jadi tidak perlu susah-susah disisir.
"Oke aku siap!" dan kami pergi ke cafe yang letaknya tidak jauh dari apartemen kami.

***
Setelah berkeliling sebentar mencari tempat duduk yang pas, kami memilih yang berada di pojokan dan memesan maknan.
"Jadi? bagaiana tadi?" Tanyaku
"Besok pukul 9 pagi kamu harus ke kantor, mereka akan memberitahumu artis mana yang akan kau asisteni.."
"Wah! Aku sangat bahagia!"
"Itu artinya kau akan menetap di Korea kan?" Tanya Jae-Hwa.
"Ya! tentu saja!" Dan aku bisa menlihat senyumnya kembali terkembang.
"Eh? Kenapa? Nampaknya yang lebih bahagia dengan kabar ini malah kamu.." Tanyaku
"Ti..tidak" Ia nampak salah tingkah. "Ah! itu pesanan kita datang..! Makan yang banyak, mulai besok kamu akan sibuk.."

Selesai makan, Jae-Hwa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Nih, untukmu.." Ujarnya sambil menyerahkan kepadaku sebuah kotak kado, lalu kubuka. Oh! isinya handphone! dengan warna putih mutiara!

"ta..tapi kenapa?" Tanyaku
"Kamu memelukannya, jadi kamu bisa menghubungiku kapan saja." Jawabnya sambil terus tersenyum.
"tapi kamu nggak perlu melakukannya, aku akan membeli sendiri.. aku  tak ingin pada akhirnya punya hutang budi padamu.."
"Aku nggak mau tau pokoknya kamu harus terima!" Tegasnya.
"Kita baru saja dekat beberapa hari, belum lama, tapi kenapa kau bisa sangat baik seperti ini?"
Ia tampak terdiam sejenak." Aku pun nggak tau, mungkin karena aku sudah terlalu lama sendiri, dan aku bahagia saat ada kamu. Nah sekarang tekan yang ini.."Katanya sambil menunjukkan lambang telepon pada layar handphone itu. Kulakukan seperti yang disuruhnya. "Lalu tekan nomor 3 agak lama.." Saat ku tekan, layar menunjukkan bahwa aku melakukan panggilan ke nomor Jae-Hwa, dan handphonenya berbunyi.
"Sekarang jika kau memerlukanku tinggal pencet saja nomor itu.. nomor 1 dan 2 adalah nomor Oppa mu yang lain.." Jelasnya.
"Oppa-ku?"
"Iya, Nomor 1 adalah panggilan untuk Ethan, kakakmu, dan nomor 2 adalah nomor Alan.."
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku tanda aku paham.
"Terimakasih banyak Jae-Hwa, kamu sangat membantu.."
Ia tersenyum..

***
Keesokan paginya...
Disinilah aku, berdiri di deoan gedung tinggi menjulang yang akan menjadi tempat kerjaku. AKu mengenakan pakaian kerja sederhana, karena memang aku tidak membawa banyak pakaian untuk ke Korea. Aku mengenakan celana panjang warna hitam, hem merah maroon dan cardigan hitam, dan tentu saja sepatu High heels sialan ini yang kali lalu hampir membuat ku jatuh. 

Aku berjalan dengan hati-hati namun tetap menjaga langkahku agar tetap anggun. Ku anggukkan kepalaku setiap bertemu orang-orang, dan menyapa mereka. Aku harus bersikap ramah terhadap siapapun, biar bagaimanapun juga aku orang baru disini, jangan sampai membuat kesan buruk.

Ku masuki kantor Lee Mi-Hyun.
"Hello! Selamat pagi darling!" Ia bangkit dari duduknya dan menyambutku lalu ber-cipika-cipiki. Aku hanya tersenyum, syukurlah bosku ini orangnya sangat baik.
"Sini, sini silakan duduk." Ujarnya. "Tunggu sebentar ya, Mr. Jang akan datang sebentar lagi, kurasa.. soalnya dia agak sibuk akhir-akhir ini, dan tanpa asisten rasanya sangat mustahil dia bisa mengatur semua jadwalnya. Kamu mau minum apa?"
"Air mineral saja, terimakasih.." kataku, dan dengan segera ibu Lee memanggil sekertarisnya untuk mengambilkan.

Saat aku sedang meminumnya, tiba-tiba pintunya terbuka dan seorang cowok masuk. Itu dia! Orang yang waktu itu!!

"Nah, Cindy, ini Mr. Jang, dan Mr. Jang ini Cindy asisten baru mu." Direktur Lee menjelaskan. Cowok yang disebut dengan Mr. Jang itu membungkukkan badannya namun terlihat ogah-ogahan. Apakah ada yang salah??
"ku pikir kamu sidah membuang jauh high heels itu.." Dia mencibir.
Aku terkejut! begitukah caranya menyambut orang baru? huh! kurang ajar! dia belum tahu siapa aku! Namun aku harus bersikap santai.
"Aku nggak punya cukup uang untuk membeli sepatu yang kuinginkan." Aku menjawab dengan nada santai. Namun nampaknya suasana jadi agak sedikit kaku. Tapi kemudian Direktur Lee bisa mengatasinya, ia berkata kami akan menjadi sahabat setelah ini, hanya perlu penyesuaian, semua akan berlalu sejalan dengan waktu. Ia lalu meninggalkan ruangan dengan alasan memberikan waktu untuk kami saling mengenal.

Mr. Jang duduk di sofa di seberangku dan mulai membaca data riwayat hidupku ang terletak di meja.
"Cindy.." Ia menyebutkan namaku agak keras. "Disini tertulis bahwa kamu lulusan Hospitality."
"Iya, memangnya kenapa?"
"Lalu apa yang membuatmu merasa yakin kamu dapat bekerja di bidang hiburan seperti ini? terlebih lagi sebagai asistenku." Tanyanya dengan nada yang sedikit mengejek. Oh cowok ini sangat menjengkelkan!
"Jika aku tidak masuk dalam kualifikasi, tentunya Direktur Lee tidak memilihku. Mungkin seharusnya kamu ada saat aku sedang interview." Balasku. hah! kena dia! Oh Tuhan bagaimana aku dapat bekerja dengan cowok ini..

Tak seberapa lama, Direktur Lee masuk kembali dan menemukan aku dan Mr. Jang saling terdiam.
"Oh ayolah kalian berdua! Tidakkah kalian bisa berteman?" Ujarnya
"Aku tidak butuh Asisten seperti dia!" Cowok itu sedikit berteriak. Aku sangat terguncang. "Coba lihat dia!" Cowok itu menudingku dengan telunjuknya. "Dia bahkan tidak memiliki style yang cocok dengan image-ku!"
"Oh, tolonglah, kmu hanya membuat-buat kan!" Kata Direktur Lee. Lalu ia berbalik padaku "Maaf ya, dia memang sifatnya seperti itu, tapi sebenarnya dia baik kok, lihat saja nanti.." ia berkata padaku.

Aku tersenyum sebaik yang aku bisa walaupun hatiku sebenarnya masih sangat terguncang.
"Sekarang mari kita duduk saja, ada hal yang harus ku diskusikan dengan kalian."

Selama 2 jam lebih kami membicarakan tentang pekerjaan dan job desk-ku.
Aku tidak harus bersama Mr. Jang 24 jam sehari meskipun aku asistennya. aku hanya perlu mendampinginya saat-saat bekerja dan mengatur semua jadwalnya mulai dari syuting, pemotretan, fan meeting hingga wawancara baik on air  maupun off air. Aku juga harus memperhatikan betul makanannya selama acara-acara yang ku dampingi karena Mr. Jang memiliki alergi terhadap beberapa jenis makanan. Daftarnya akan dikirimkan Direktur Lee ke emailku.

Setelah selesai semua, Direktur Lee meminta aku dan Mr. Jang untuk pergi jalan-jalan berdua, setidaknya itu dapat membuat kami saling mengenal lebih dekat. Kami setuju, dan saat berjalan keluar gedung aku tetap harus selalu berjalan dengan hati-hati karena sepatu sialan ini.
Mr. Jang berjalan sangat cepat, aku tertinggal jauh dibelakang. Namun nampaknya ia menyadari bahwa aku tidak berjalan didekatnya, maka ia kembali.

"Sudah kubilang seharusnya kamu membuangnya..!" Dia mengomel
"Sudah kubilang aku tidak punya uang! aku akan membeli yang baru setelah aku mendapatkan gaji!" Kubalas dengan agak ketus, ia hanya mencibir.
"Lepas saja." Ujarnya
"Apa?"
"Lepas saja sepatumu.." ulangnya
"Tapi.kenapa?"
Ia tidak menjawab, hanya menatapku dengan tajam. Oh rasanya sangat mengintimidasi! aku tidak tahan sehingga aku menuruti apa maunya, ku lepaskan sepatu itu satu persatu.
Ternyata ia melakukan hal yang sama, ia melepaskan sepatunya dan mendorongnya mendekat ke arah kakiku.
"Nih, pakai ini." Katanya.
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Seorang laki-laki tidak akan membiarkan perempuan kesulitan, kau akan malu kalau tidak pakai sepatu, aku baik-baik saja. Aku hanya mencoba bersikap sopan. Cepat pakai" Jawabnya. Aku memakai sepatunya, walaupun agak kebesaran tapi lebih nyaman ketimbang dengan high heels.

Kami melanjutkan perjalanan ke garasi mobil di basement, aku melihat kearah kakinya yang telanjang. Apakah benar ia baik-baik saja? hmmm mungkin Direktur Lee benar, ia sebenarnya baik namun memang sifatnya kurang ajar.

"Kamu bisa menyetir?" Ia bertanya saat kami sudah masuk kedalam mobilnya.
"Bisa, tapi aku belum memiliki SIM di Korea."
"Segeralah mengurusnya, bilang saja pada Direktur Lee, biar dia yang mengatur,"
Aku mengangguk.
"Lalu, kita akan pergi kemana?" Tanyaku.
"Aku nggak tahu.."
Aku melirik jam di dashboard mobilnya, hampir pukul 2 siang ternyata.
"Bagaimana kalau makan siang?"
"Boleh juga, dimana?" Ujarnya.
"Kau yang pilih, aku masih belum akrab dengan tempat-tempat di Korea. Tapi apa kamu yakin kamu baik-baik saja? kamu tidak memakai sepatu, ingat?"
"Hmm.. Kalau begitu ke Mall saja, aku akan membeli sepatu lainnya disana. Tapi, tunggu dulu.. pasti nanti disana akan ada banyak Fans dan aku sedang tidak ingin bertemu mereka.."

"Bagaimana kalau ke apartemenku saja? Aku bisa memasakkanmu sesuatu yang dapat kutemukan bahannya di kulkas.." aku tersenyum.
"Yakin?"
"Tentu saja, dan daerahnya juga sangat tenang, kamu pasti suka."
Ia mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya untuk pergi ke apartemenku.

Handphone ku berdering. Saat kulihat Caller ID-nya ternyata dari Jae-Hwa.
"Hallo, Jae-Hwa.."
"Hey, apakah kamu sudah siap untuk pulang?"
"maaf, tapi aku sudah pulang bersama Mr. Jang.."
"Mr. Jang?" ia bertanya.
"Iya, artis yang aku asisteni.."
Jae-Hwa terdiam sesaat. "Hmm.. baiklah, aku senang jika kau baik-baik saja. Ok, sampai jumpa.." dan ia menutup panggilannya.
"Siapa? Pacarmu ya?" Mr. Jang bertanya.
"Oh, bukan Jang-seongsaengnim.. dia sahabatku, orang yang telah membantuku selama aku di Korea.." Jawabku.
"jangan terlalu formal denganku. Aku masih 24 tahun, panggil namaku saja."
"Maaf tapi aku belum tahu namamu, sedaritadi Direktur Lee memanggilmu dengan Mr. Jang.."
"Jang Geun Suk." Ia mengulurkan tangan kanan sembari tangan kirinya masih memegang setir dan pandangan matanya tetap ke arah jalan.
Aku menyambut tangannya, wow, halus sekali.."Senang mengetahui namamu, Geun Suk."
Dia tersenyum.

Kami tiba di Apartemen. aku mempersilakannya masuk ke flat ku.
"Dimana kamar mandinya? aku ingin mencuci kaki ku.."" Ia menunjukkan kakinya yang telapaknya menghitam.
"Itu disana.." Aku menunjukkannya.
"Kalau aku sekalian mandi tidak apa-apa kan?"
"Err.. silakan, tapi aku tidak memiliki handuk cadangan, aku baru saja pindah.." Jawabku.
"Pakai punyamu saja."
"Be..benarkah tidak apa-apa? ada di dalam kamar mandi, silakan pakai saja kalau kamu mau.." dan dia masuk ke kamar mandi.

Selagi ia mandi, aku membuka-buka kulkas mencari bahan makanan yang bisa di buat. aku menemukan sayur-sayuran dan daging sapi. Aku bisa membuat nasi goreng sapi nih, pikirku.
Eh tunggu dulu, dia ada alergi terhadap daging sapi nggak ya? Sebaiknya aku bertanya dulu.

Aku mendengar suara shower-nya. ku ketuk pintunya. "Geun Suk,, naaf tapi apakah kamu alergi daging sapi?"
Dia mematikan showernya. "Nggak kok, aku nggak alergi daging sapi.." Jawabnya.
"Oh baiklah, silakan lanjutkan mandimu.."

Aku kembali ke dapur dan memasak.
"Apa yang kamu masak?" Geun Suk bertanya dari belakangku. Aku sangat kaget karena aku sangat berkonsentrasi pada memasak.
"Oh, kamu bikin aku kaget saja. Aku masak naso goreng sapi, semoga kamu suka.."
"Harumnya enak.."
Aku tersipu. Aku memandangnya sejenak, rambutnya masih basah, handukku bergantung di bahunya. 3 kancingnya yang atas tidak di kancing sehingga dadanya sedikit terlihat. Aku membuang pandanganku kearah lain. "Tunggu dulu disitu, maaf aku tidak punya hiburan apapun, mungkin aku akan membeli televisi.."
"Nggak apa-apa, aku akan melihatmu memasak." Lalu ia mengambil kursi dan melihatku memasak dari ruang sebelah. Lagi-lagi aku tersipu, mukaku sampai terasa panas.

Setelah selesai, aku meletakkan makanan kami di piring dan menyajikannya. Kami baru saja akan mulai makan, dan bel pintuku berbunyi lalu diikuti suara Jae-Hwa dari intercom.
"Cindy, kamu sudah dirumah?"
Aku berlaru menuju pintu dan membukanya. "Hey, iya aku lumayan lama tadi sudah sampai.. Ada apa?"
"Nggak kok, cuma mau mengecek saja apakah kamu baik-baik saja.. Kamu sendirian?"
"Ada Mr. Jang di dalam, kami baru saja mau makan, yuk ikut..!"
"Apakah nggak apa-apa?"
"tentu saja.. yuk masuk."
Jae-Hwa masuk ke dalam menuju ruang tamu, aku mengikuti di belakangnya.
Tiba-tiba ia terhenti saat melihat Geun Suk.
"KAMU!!" Jae-Hwa berteriak ke arah Geun Suk.
Geun Suk memandang kearah Jae-Hwa, lalu berdiri dan mencibir " Lama tak berjumpa, Choi Jong-Hwa."
-----------------------------------------------END OF CHAPTER 5-------------------------------------
Catatan Penulis :
Waahh akhirnya bisa keposting juga ini tulisan, setelah seminggu lebih tertunda.. selamat menikmatii...


Continue reading Fanfic - Love Story (Part 5)