Monday, January 02, 2017

Cerita Tentang Jaundice (Sakit Kuning)

Sebelumnya sudah gw sebutkan di postingan terakhir bahwa anak gw divonis sakit kuning, karena kurang ASI dan belum sempat dijemur.

akhirnya Puskesmas merujuk ke RSI Hidayatulah untuk di cek lab.
Sore itu kami ambil nomor untuk pendaftaran, ternyata dokter anak yang sore hari itu sudah full, tapi oleh petugas disana kalo kami mau datang juga bisa karena siapa tau ada antrian yang kosong karena tidak datang.

Dari jam 6 sore kami menunggu ternyata baru tau kalau Dokter anak yang kami tuju sudah pulang. dan akan berganti dokter anak lain. Akhirnya suami mendaftar ulang dan syukurnya dapat nomor antrian walaupun  terakhir.

pemeriksaan dokter mulai dari jam 8.30, dan Anak gw mulai diperiksa pukul 10an malam kalo ga salah. Dokter menyarankan untuk tes lab.

Anak gw diambil darahnya, tapi yang masuk ke lab adalah ibu mertua karena gw takut dan ga tega.

Hasil test lab nya keluar 1 jam kemudian, ternyata jumlah bilirubin nya termasuk tinggi yaitu 14 padahal normalnya adalah 7.

Sempat khawatir, dan diberikan opsi oleh perawat apakah mau di opname dengan di terapi sinar, atau dibawa pulang dan perawatan sendiri. Akhirnya setelah minta saran ibu mertua, Anak gw diputuskan untuk opnam saja dengan berbagai pertimbangan diantaranya adalah saat itu bulan Oktober dan musim hujan sehingga matahari pagi sangat jarang nongol, dan juga karena kami pastinya belum tahu cara perawatannya.

jadi untuk lebih amannya kami serahkan kepada yang berkompeten saja yaitu Rumah Sakit.

Saat tau bahwa harus opname, suami langsung balik ke rumah buat ambil baju2 dan perlengkapan anak gw dan gw yang rencananya anak ikut menunggui. Tapi ternyata kalau terapi sinar itu hanya bayinya aja yang menginap karena nanti ditempatkan di ruangan khusus. Nanti sudah disediakan pakaian ganti dan perlengkapan. Kami cuma sedia Susu.

setelah anak gw dapet kamar yang mana itu adalah box khusus untuk terapi sinar, kami pun pulang.

untuk penyinaran sendiri dilakukan 12 jam sehari dan 6 jam setiap sesi nya.
karena anak gw masuk penyinaran jam 11 malam, keesokan paginya jam 5 penyinaran dihentikan, dan istirahat sebelum nanti jam 11 siang dilakukan penyinaran lagi sampai 5 sore dan begitu seterusnya.

Box untuk penyinaran

Erin di dalam box


yang bisa masuk ke ruang penyinaran hanya ibunya si bayi saja, jika ingin menyusui ditempat, mengecek persediaan susu formula apakah cukup, sekedar melihat untuk lepas kangen atau mengantar Susu jika ASI ekslusif. Dan kunjungan dilakukan di sela-sela waktu tidak sedang penyinaran.

anak gw opname 3 hari berarti ada 6 sesi penyinaran.

Dihari ke 2 saat gw dan suami sedang menjenguk, ada juga pasangan muda seperti kami yang datang untuk mengantar ASI buat anaknya yang juga sedang disinar.

Si Ibu terlihat masih belum pulih sepenuhnya dari pasca bersalin, setelah ngobrol-ngobrol dengan mereka, kami jadi tahu bahwa anak mereka juga baru lahir, via caesar karena bayi sulit keluar dan sudah mulai kekurangan oksigen.

Setelah lahir, 3 hari kemudian saat kontrol juga si bayi di vonis kuning juga, padahal ASI ibunya lancar, selalu diminumkan. Eehh terkena kuning juga dengan bilirubin 17.

Berarti banyak sedikitnya ASI yang didapat bayi nggak ngaruh dong sama kondisi bayi supaya gak kuning?
berarti memang sangat-sangat perlu dijemur.
Jadi buat kalian yang punya baby atau yang anak punya baby, jangan lupa selalu dijemur tiap pagi.

Alhamdulillah setelah hari ke 3, kadar bilirubin sudah turun, dan bisa dibawa pulang.

0 komentar:

Post a Comment

TInggalkan pesan anda, berikan saran agar saya lebih baik lagi kedepannya! :)