Friday, February 09, 2018

Pengalaman Lepas IUD di Klinik Adhiwarga (PKBI DIY)

Sejak melahirkan anak pertama saya bulan Oktober 2016, saya memutuskan untuk memakai KB dengan jenis IUD.

Jadi begitu anak saya brojol, sebelum jalan lahir dijahit, IUD dipasangkan ke dalam rahim saya.

Tapi masalahpun terjadi saat kontrol, karena ternyata ada erosi mulut rahim. Penyebabnya bisa bermacam-macam, dalam kasus saya kemungkinan besar karena tidak cocok dengan IUD merk ini (yang saya pakai saat itu COPPER T)

akhirnya saya kontrol terus setiap 2 minggu sekali (padahal dalam keadaan normal, kontrol IUD hanya per 3 bulan, lalu 6 bulan dan 1 tahun) dan itu terjadi sepanjang 2016-2018 dimana akhirnya saya pada hari Kamis, 8 Februari 2018 memutuskan untuk menyudahi hubungan dengan IUD.

Karena saya ingin fokus pada penyembuhan erosi mulut rahimnya dulu (karena semakin meluas).
Setelah searching2 via internet, saya akhirnya memutuskan untuk pergi ke PKBI DIY.

Rute saya kemarin adalah melewati Badran ke arah Utara sampai ketemu plank nama kampus Akademi  Kesehatan Karya Husada. Dibawahnya ada tanda penunjuk untuk menuju ke PKBI DIY


Tapi karena pendaftaran baru dimulai jam 8.30 WIB, maka saya menghabiskan waktu dengan foto-foto lokasi sekitar..
Sebuah pengumuman bahwa mulai februari 2018 setiap sabtu LIBUR

Pusat Informasi

tangga ke lantai 2&3

Alur pemeriksaan

tersedia minuman dingin

ini loket pendaftaran tapi ternyata foto yg saya ambil blur, baru sadar saat dirumah.

jenis pelayanan dan nama dokter pun ternyata terfoto blur oleh saya

ruangan konseling ada 2, yg satu selain ruang konseling juga tempat saya eksekusi IUD nya

untuk menuju ke toilet

ruang tunggu luas dan nyaman





Continue reading Pengalaman Lepas IUD di Klinik Adhiwarga (PKBI DIY)

Wednesday, January 17, 2018

,

Pengalaman Umroh Bersama DASA UTAMA (Lombok) (Part 1)

Hallo para pembaca, sudah lama sejak saya menulis post sebelumnya. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya melakukan Umroh.

Sebelum pelaksanaan umroh ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui seperti:
pembuatan pasport dan Suntik Meningitis => klik disini

Seperti yang kalian tahu, bahwa saya berdomisili di Yogyakarta, tapi kenapa saya berangkat via Lombok??
Karena orangtua saya tinggal disana, mungkin pembaca setia beberapa sudah ada yang tahu karena beberapa kali sempat saya mention di beberapa postingan blog ini.

Saya berangkat dari Jogja ke Lombok pada tanggal 19 Desember 2017 dengan maskapai Lion Air. Setelah beristirahat sehari, tanggal 21 Desember 2017 perjalanan umroh dimulai.

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan travel umroh yang saya gunakan yaitu DASA UTAMA (PT. Dian Almaaz Wisata).
bordiran di tas slempang
Travel Umroh-Haji ini sudah cukup lama ada, dan merupakan travel lokal di Lombok NTB. Kalau tidak salah sudah 16 atau 17 Tahun-an, sehingga memang pengalamannya dalam memberangkatkan calon jamaah bisa dibilang sangat lumayan.

Sebelum keberangkatan, akan diserahkan jadwal harian kegiatan kita selama umroh nanti
jadwal kegiatan umroh

petunjuk keberangkatan dan kepulangan


Setiap calon jamaah umroh diberikan 3 macam tas yaitu tas slempang, tas trolly dan tas koper. Selain itu juga ada kain seragam warna merah dan pink, jilbab (untuk jamaah perempuan) serta baju koko (untuk jamaah laki-laki) dan juga mukena.

Setiap jamaah juga diberikan tanda pengenal, yang mana selama pelaksanaan kegiatan umroh tidak boleh lepas dari badan. (kecuali kalo mandi atau di hotel tentunya wkwk)

Bagian depan tanda pengenal
Tanda pengenal tersebut berisi nama lengkap dan nomor passport kita (bagian yang saya tutupi), sedangkan di bagian belakangnya ada data kontak para pengurus (jika kita tersesat/hilang)
Bagian belakang tanda pengenal
Tanda pengenal ini sangat berguna lho! Pengalaman saya saat di Madinah sangat memerlukan kartu HP untuk menghubungi keluarga dan berinternet ria, ketika akan membeli kartu perdana, kita diharuskan memperlihatkan pasport tapi pada saat itu pasport dipegang pengurus untuk mengurus birokrasi di Mekah, dan saya cukup memperlihatkan tanda pengenal ini (karena sudah ada nomor pasport) dan juga tak lupa harus men-scan sidik jari.

Segitu ribetnya di Madinah sana untuk membeli kartu perdana membuat saya berkaca pada kejadian di Indonesia saat diberlakukan peraturan menggunakan nomor KTP dan KK untuk pembelian kartu perdana sudah ribut.

Pada tanggal 21 Desember 2017 kami berkumpul di bandara karena akan terbang menuju Denpasar (Keimigrasiannya ada di Denpasar). Disini kami difasilitasi sarapan Nasi Kotak untuk persiapan keberangkatan
Penampakan Nasi Kotaknya
 Walaupun yang berangkat adalah Mama, Bapak, Tante dan Saya tapi yang mengantar keberangkatan kami hampir 1 RT wkwkwk (candaa)

duduk diselasar Bandara Internasional Lombok

Duduk sambil makan nasi kotaknya
 Sebelum keberangkatan, kami ada sedikit briefing yang membahas hal-hal selama diperjalanan nanti. Satu kelompok dengan saya ada 45 orang, yang mana rata-rata mereka sudah berusia lansia, namun semangat mereka sangat membuat saya kagum.

Briefing pagi sebelum berangkat oleh H. Dadang

Rekan-rekan satu kelompok
Setelah itu kami pun masuk ke dalam Gate untuk menunggu keberangkatan menuju Denpasar...

Akan lanjut di Part 2
Continue reading Pengalaman Umroh Bersama DASA UTAMA (Lombok) (Part 1)