Saturday, December 31, 2016

Cerita Tentang ASI dan Baby Blues Syndrome sampai Post Partum Depression

Kali ini gw akan berbagi mengenai saat-saat setelah anak gw lahir. Buka-bukaan aja yaa nggak ada yang harus ditutupi karena ini adalah kejadian apa adanya dan semoga bisa jadi pembelajaran bagi kalian viewers yang tengah membaca blog ini.

Begitu anak gw lahir ceprot, dia langsung diletakkan di dada gw, istilah medisnya IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Tapi gw mengalami suatu kondisi yaitu  inverted nipple, sehingga anak gw agak susah menyusui dan ASI gw  pun masih belum keluar.

Disinilah segalanya dimulai......

gw, Suami dan anak kami berdiam di Puskesmas tempat bersalin itu selama 3 hari 2 malam, karena gw melahirkan sehabis Isya dan perawatan pasca kehamilan harus 24 jam, sehingga seharusnya keesokan harinya sehabis isya gw bisa pulang, namun puskesmas tidak memulangkan pasien lewat dari jam 6 sore, akhirnya kami menginap semalam lagi.

Selama di puskesmas itu, gw merasa sangat lelah.
Keadaan badan belum pulih benar sehabis melahirkan, namun gw sudah dipusingkan dengan masalah ASI.


Anak gw menangis terus minta diberi makan, tapi apa daya, ASI gw belum muncul juga. Perawat sudah mengajarkan supaya gw mencoba untuk mengeluarkan puting gw dengan cara di tarik dengan Spet suntikan.

Kalian gak tau gimana pedihnya, gimana sakitnya.
yang keluar hanya darah-darah-dan darah.
yang pedih bukan cuma puting, hati gw juga sedih merasa bahwa gw belum-belum sudah nggak mampu untuk jadi ibu untuk anak gw.
Ibu macam apa yang memberikan hal sesimpel ASI pun nggak mampu.
tapi gw ga mengeluh, gw ga mau suami juga ikut kepikiran. Yang bisa gw lakuin hanya nangis di kamar mandi puskesmas dan mencoba menata hati tiap kali keluar dari kamar mandi itu supaya nggak ada yang tau karena gw harus bertemu banyak orang yang datang menjenguk.

 saat keluar dari kamar mandi dan menyapa tamu, hati gw sebenernya menangis saat setiap orang yang datang menanyakan kabar ASI gw udah keluar apa belum dan harus berkali-kali menjelaskan hal yang sama bahwa ASI gw belum keluar juga.

Selama di Puskesmas, gw udah minum suplemen penambah ASI, sudah dibeliin sambungan puting juga sama suami, dan selalu mencoba menyusui anak gw, tapi belum juga ada hasilnya. Hati gw makin teriris.
Bentuk sambungan putingnya, bisa dibeli di toko perlengkapan bayi.

Saat pulang kerumah, anak gw akhirnya diberi sufor, dan gw masih terus mencoba.
Hari ke 4 ada angin segar datang, ASI sudah mulai muncul tapi masih sangat sedikit cuma 1 sendok teh. tapi tetap gw berikan ke anak gw.

Hari ke 4 itu juga adalah jadwal kontrol, dan anak gw divonis Jaundice (sakit kuning) sehingga dirujuk ke Rumah Sakit, dan yang menjadi penyebabnya adalah kurang ASI. Disitu gw ngerasa bersalaaahh banget.

anak g dirawat 3 hari disinar. dan akhirnya boleh pulang.

lalu mulailah datang orang-orang  berkunjung kerumah untuk menengok anak gw, setiap tamu yang datang selalu bertanya kabar ASI gw. dan memberikan berbagai macam saran supaya ASI melimpah.
makan Marning lah, makan daun katuk lah, makan kacang-kacangan lah,

dan mereka para ibu-ibu itu juga bercerita betapa melimpahnya ASI mereka dulu, mungkin niat mereka berbagi pengalaman dan cerita, tapi bagi gw yang hatinya memang masih terguncang cerita-cerita itu hanya menambah luka.

Capek habis melahirkan belum lenyap, jahitan masih clekit-clekit, capek urus anak karena ini pengalaman baru, stress karena ASI, dan tekanan-tekanan batin lainnya membuat gw pun terkena sindrom baby blues

Tiap sore, sehabis mandi gw pasti menangis.
lagi-lagi hanya gw pendam sendiri.
Saat sedang berdua dengan anak di kamar, gw juga nangis sambil berusaha mompa ASI gw yang keluarnya pun ga seberapa.
Pompa ASI yang dibelikan ibu mertua tercinta

Tamu yang berkunjung selalu ada dan pertanyaan selalu sama, lalu setiap gw ketemu orang pasti yang ditanya juga sama. Saat itu gw bener-bener stress tapi tetap keukeuh nggak mau berbagi dengan suami.

Sampai akhirnya gw ada di satu titik dimana gw ga tahan lagi.
gw merasa nggak mampu jadi ibu yang baik, gw mencoba bunuh diri.. (jika ada keluarga yang baca ini blog mungkin bakal kaget, tapi emang beginilah)

Gw mencoba menabrakkan diri ke kendaraan lain saat sedang naik motor dalam perjalanan menuju Puskesmas untuk kontrol jahitan. Tapi sebelum itu terjadi, akal sehat gw kembali mengambil alih kesadaran tubuh ini.

dan suatu sore, saat gw pulang ke rumah Kuncen, disana gw juga nangis dan akhirnya cerita ke bulik (tentunya cerita bunuh diri nggak gw ceritain), pulang dari Kuncen gw juga langsung aja nangis ke Suami saking beratnya beban yang gw usung di pundak.

setelah itu gw jadi agak plong tapi masih belum stabil, hari-hari berlalu dengan menyambut tamu dan kembali harus menjelaskan keadaan diri dan tubuh ini, rasanya sangat tidak nyaman tapi apalah daya.
gw cuma berharap situasi ini segera berakhir.
Tiap tamu pulang, gw nangis.
begitu terus.

lama-kelamaan gw bisa menerima dan mejadi tenang,
Gw pikir sudah berakhir dan gw tidak kena Sindrom Baby Blues itu.. Ternyata dia bersembunyi.

Beberapa saat yang lalu, anak gw kena kolik karena susu formulanya nggak cocok.
lagi-lagi perasaan depresif dan suicidal itu muncul,
lagi-lagi gw ngerasa nggak mampu jadi ibu buat anak gw, dan berfikir lebih baik gw mati aja.
Ngeliat pisau di dapur udah gw samber tapi lagi-lagi pikiran waras gw mengambil alih kembali.
ternyata gw udah sampai pada tahap Post Partum Depression.

gw akhirnya nangis lagi di suami.

beberapa kesalahan gw dalam menghadapi problem ini adalah, gw nggak terbuka. Gw pendam semua sendirian akhirnya tertekan.

Jika kalian juga ada yang menghadapi masalah yang sama, segera hubungi psikolog.
atau yang lebih gampang adalah berbagi.
gw bisa dibilang masih mendingan karena gw berbagi cerita dengan Dinny dan Sherly, sobat gw.
entah apa yang terjadi kalo gw sama sekali nggak curhat ke mereka, mungkin sudah tidak ada akal sehat yang mencegah perbuatan diatas.

Dan untuk kalian para ibu2 yang diberikan ASI lancar, tolong hargai perasaan kami, cerita-cerita kalian hanya menyakiti hati kami, bukankah lebih baik kalian membantu kami, menyemangati kami para ibu yang kurang beruntung ini, bukannya malah men-judge kami malas, kami nggak mau payudara kendor, kami beginiah begitu lah sampai membuat statement bahwa belum jadi ibu kalau belum menyusui.
hedeehhh

tolonglah, kalian ga tau apa yang kami alami dan rasakan serta perjuangan kami.
simpan rasa jumawa dan sombongmu untuk dirimu sendiri. Berikan kami hanya support mu saja.



Continue reading Cerita Tentang ASI dan Baby Blues Syndrome sampai Post Partum Depression

Friday, December 30, 2016

Cerita Pengalaman Saat Melahirkan Anak Pertama

Mumpung ada kesempatan buat ngeblog, gw mau ceritain tentang pengalaman gw saat melahirkan anak pertama gw. Pengalaman yang mungkin bikin bikin sedikit 'ngeri' untuk nambah anak haha..
Nggak ding, untuk saat dalam waktu dekat ini emang nggak berniat nambah anak, tapi who knows beberapa tahun kedepan ada rejeki lagi dari Allah dan dipercayakan untuk punya anak lagi.

Ada rasa khawatir juga dulu, takut kalo gw nggak bisa punya anak karena sedari kecil kan gw demen banget sama yang namanya kucing, tidur bareng, main bareng, gw cium-cium. Dan betapa getolnya orang-orang disekitar melarang-larang supaya nggak terlalu deket sama kucing.

Tapi dalam hati gw, selain ada rasa takut itu gw juga serahin semua sama Allah, karena dia nggak mungkin menciptakan sesuatu tanpa suatu tujuan tertentu yang tentunya baik bagi hamba-Nya.

Oke kita mulai aja.

Saat itu malam jam 10 tanggal 23 Oktober 2016, gw yang saat itu udah mau tidur kan seperti biasa pipis dulu, eehh ternyata ada darah dan flek coklat di celana dalam gw, panik dong!
langsung gw bersih-bersih, ganti daleman lalu bangunin Suami yang udah tidur dengan nyenyaknya, langsung dia ngangkut tas yang sudah kami persiapkan berisi baju dan popok serta perlengkapan untuk bayi dan gw. Lalu dia turun ke lantai 1 dan bilang ke ibu.

Saat itu Mertua dan adik ipar baruuuu aja pulang dari Kopeng, akhirnya mobil dikeluarin lagi dan dengan disupiri adik Ipar kami langsung cuss ke Puskesmas Tegalrejo yang ada di jalan Magelang KM 2 dari rumah kami yang ada di jalan Wonosari KM 8. Super sekali ya jauhnya! Adik Ipar gw emang super nyetir bolak balik begitu, pastinya cuapeekk.

Itu karena gw pake BPJS Mandiri, dan Puskesmas Tegalrejo adalah rekanan Faskes 1 gw yang sebenernya ada di Puskesmas Wirobrajan (karena KTP gw  dan suami Jogja).

Selama diperjalanan menuju ke TKP, gw nggak ngerasa ada kontraksi yang menyakitkan, dan dalam pikiran gw "wah cuma segini mah gampang.. i got this!!" dan besoknya akan gw  sesali telah sesumbar seperti itu wahaha

Sampe disana gerbangnya tutupan! suami lalu membangunkan orang yang kebetulan sedang tidur di dalam. setelah masuk, langsung naik kelantai 2.

Itu yang ijo ijo ruangan tindakan untuk tempat lahiran.
Gw masuk keruang tindakan, disana diperiksa dalam ternyata masih belum ada bukaan, perkiraan dokter paling 2 hari lagi karena ini anak pertama. akhirnya balik pulang lagi.

Saat sampai dirumah baru mulai ada rasa-rasa kontraksi. Gw itungin terus tuh katanya kan makin lama jaraknya makin dekat. Jam 7 pagi akhirnya kembali lagi karena jarak kontraksinya udah semakin dekat. Tapi pagi ini kami menuju RS Pratama, karena lebih relatif dekat dari rumah dan otomatis BPJS nggak bisa dipake karena Faskes 2 kami ada di RSI Hidayatullah.

setelah diperiksa ternyata baru bukaan 2 dan kebijakan dari BPJS bahwa kalo belum bukaan 4 ato ada indikasi medis, nggak bisa ke lain faskes.

akhirnya kami terusin perjalanan lagi kembali ke Puskesmas Tegarejo, dan gw kembali masuk ruang tindakan. Nggak lama datenglah Bulik gw beliau dan Suami ah yang menemani saat gw melahirkan.

waktu demi waktu berlalu, rasa kontraksiya makin kenceng.
gw pake aplikasi pencatat kontraksi
dan dapat dilihat dari screenshoot diatas bahwa pukul 14.21 adalah  saat terakhir gw mampu mencatat jarak kontraksi, karena setelah saat itu, gw udah ga bisa tahan rasa sakitnya. Rasanya bener-bener udah kaya mau mati.

Kalo misalnya kalian tanya sama ibu-ibu gimana rasanya melahirkan, mereka bakal cuma bilang sakit seperti kalo saat kram mens. But I'll Tell you, rasanya kaya mau mati!!!dan kalo kalian sangka rasa sakit dan mules nya ada di perut, kalian salah!!

sakitnya ada di pinggang, pinggul dan punggung! kalau bisa gw gambarkan, seperti dipatahkan lalu disambung dan dipatahkan lagi.

No wonder kalo disebutkan bahwa surga ada dibawah telapak kaki ibu, dan jika meahirkan maka terhapus semua dosa sang ibu dan ketika meninggal saat melahirkan maka dihitung jihad.. karena rasanya memang benar-benar super!

Oh iya sedikit catatan, selama hamil gw jarang jalan pagi, nggak pernah ikut kelas hamil ato senam hamil. Jadi gw sama sekali cuma berbekal dari nonton via Youtube.

Saat mau melahirkan itu, gw didatangi mahasiswa S2 yang sedang penelitian dan meminta ijin untuk gw jadi narsum nya. Penelitiannya adalah tentang teknik pemijatan yang mempercepat kelahiran. Gw setuju dan pada bukaan ke 6 atau 7 ya, mereka mulai teknik pemijatannya, walaupun nggak mengurangi rasa sakit kontraksi, tapi sangan membantu untuk relaks.

Selama proses melahirkan itu, suami dan bulik nggak henti-henti memijit dan mengelus punggung gw, pada bukaan ke 8 kalo nggak salah, mbak PPL yang mendampingi, gw cengkram tangannya saking gw gak tahan sakitnya haha (maaf ya mbak PPL)

akhirnya ketuban pun pecah, rasanya kaya ada air diisikan di balon lalu pecah.

Mbak PPL lapor ke dokter jaga, kira-kira ada 3 bidan senior, 4 mahasiswa PPL dan 1 dokter yang menemani kelahiran.

Perjuangan dimulai!

mereka menyemangati untuk mengeden saat rasa kontraksinya tiba.
berkali-kali gw  diingatkan supaya jangan angkat pantat dari ranjang karena bisa menyebabkan robekan panjang.

Tapi namanya orang melahirkan boo!! sakitnya RUAARR BIASAA!! semua nggak ada yang bisa gw ingat lagi. Ada saatnya mereka melarang supaya jangan mengejan, tapi gw tetap lakukan dan itu tanpa sadar lho!

Suami saat itu diminta untuk naik juga ke ranjang di bagian atas dan bersila untuk menggantikan bantal gw

sudah terlalu lama, saat kontraksi dan berkali-kali saya salah bernafas. Kontraksinya pun pendek-pendek, akhirnya dokter menyarankan memberi infus yang berisi induksi, dan saya merubah posisi menjadi berbaring menyamping.

Yak! menyamping!

baru tau bahwa ada proses melahirkan dengan menyamping begini..

gw ngedan lagi, kepala baby nya sudah mulai terlihat, dan gw diminta kembali ke posisi berbaring normal dan kembali mengejan lagi. Gak berapa lama, kepala si baby pun nongol dan dibantu tarik oleh dokter lalu segera diletakkan di dada saya untuk IMD. Saat itu pas selesai Isya dengan berat 3,4 Kg dan panjang 49cm
Saat itu suami dan bulik diminta keluar dulu sementara gw dijahit.

Jahitannya banyak men! dari atas sampai bawah dari luar dan dalam. gw juga disuntik di paha kiri dan kanan kalo gak salah vitamin K dan satu lagi entah apa gw lupa haha!

Sesaat setelah dilahirkan dan dibersihkan

sedang diberikan suntikan dan tetes mata
Alhamdulillah si baby lahir dengan selamat, sehat dan cantik!
ia kami beri nama FREESIA ERIN AMARTHA.
FREESIA adalah nama bunga yang dijuluki bunga paling harum sejagad
ERIN adalah gabungan nama kedua neneknya (Endang mama saya, RINi ibunya suami)
AMARTHA adaah nama belakang suami saya

kami teah resmi menjadi orang tua dan mulailah perjalanan panjang untuk merawat, membesarkan serta mendidiknya.

Semoga Erin menjadi anak yang berbakti kepada ortu, beragama, berguna bagi nusa bangsa dan menjadi anak perempuan yang tangguh setegar karang.
Continue reading Cerita Pengalaman Saat Melahirkan Anak Pertama

#BracesDiary - Hari ke 658 - Gigi pada Relaps (OH NOOO!!)

Relaps, adalah suatu keadaan yang sangat menyebalkan bagi para pengguna Behel seperti gw. Kalo kalian cari penjelasan di Google tentang gigi relaps ada banyak penjelasannya, tapi intinya adalah Relaps itu suatu keadaan gigi yang berubah saat setelah atau selama masa pemakaian behel dikarenakan banyak faktor.

Nah, kalo pada kasus gw, gigi ini relaps karena selama hamil kemarin gw nggak kontrol behel ini sejak dari kehamilan ke 7 Bulan, padahal ada beberapa bracket yang lepas. Karena ahang atas sudah di fiksasi, gw jadi agak-agak males, apa lagi jarak klinik dokter gigi gw lumayan jauh dari rumah, dan nggak memungkinkan untuk meluncur kesana saat perut sedang "mblendung" haha

Alhasil gigi seri rahang bawah ada yang turun, dan gigi geraham juga ada yang masuk kedalam.

Gara-gara relaps ini, akhirnya harus ngundur deh jadwal pelepasannya, seharusnya buan ini eike sudah copot behel

Kontrol berikutnya naikin ukuran kawat niti dulu, abis itu difiksasi rahang bawah, baru deh lepas behe.. hedeeehhh


pokonya kalian yang sedang perawatan jangan sampe malas kontrol ya!
Continue reading #BracesDiary - Hari ke 658 - Gigi pada Relaps (OH NOOO!!)