Title : You Are My Catalyst
Chap : 3/4
Char : Juri Deluhi, Aggy Deluhi, Sujk Deluhi, Leda Deluhi
Warning : YAOI!!!!!!!!!
Disclaimer : All the character belongs to them selves,, i own nothing except the concept of the story.
This Is Part 3
Previous
part 1 bisa dilihat di sini => You Are My Catalyst Part 1
part 2 bisa dilihat di sini => You Are My Catalyst Part 2
_______________________________________________________________
Aku mendengar suara dering ringtone handphone ku dengan samar-samar. Perlahan aku bangun dari tidurku, memindahkan tangan Sujk yang melingkar di punggungku dengan hati-hati, aku tak ingin dia terbangun, dan lagipula badanku masih sakit akibat aktifitas semalam.
aku duduk sebentar mencari dimana letak suara itu, aku melihat sekeliling ranjang, pakaian ku dan Sujk bertebaran dimana-mana. aku yakin Handphoneku semalam masih ada di kantong Jeans ku. aku akan bangkit dan akan mengambil jeans ku di sudut ruangan ketika tangan Sujk menggapai dengan cepat, melingkar di perutku dan menarikku kembali rebah di dekatnya, dan memelukku erat.
"kau mau kemana..?" ujarnya dengan suara beratnya yang seksi berbisik di telingaku.
"apa kau tidak dengar? ada yang menelponku.." sementara itu suara ringtone nya terhenti.
"tuh, sudah tidak ada.. kembali lah tidur bersamaku.." pelukan Sujk makin erat, dia menciumi leherku sambil mengelus lembut milikku.
"hey.. sudah hentikan.. geli.." aku tertawa-tawa sambil menghindar dari serangannya. dan ringtone handphone ku berbunyi lagi. "aku harus mengangkatnya, please, siapa tahu penting.."
"hmmh.." Sujk cuma melengos sebal tapi pun pelukannya dilepaskan dan dia membalikkan badannya memunggungiku, kelihatannya dia sebal sekali.. Aku cepat-cepat bangkit dan mencari Handphone itu di kantong Jeans ku dan ternyata benar ada disana.
"hallo.." sapa ku
"ee..hai Leda, ini aku Minato"
"oh hei.. ada apa? apa kau baik-baik saja?" tanyaku, sambil berjalan keluar dari kamar menjauh dari Sujk karena kelihatannya dia masih mengantuk.
"aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? emm apa kau ada waktu hari ini? bagaimana kalau kita makan siang bersama?" suara di seberang sana terdengar gugup.
"aku pun baik-baik saja,.makan siang? wah boleh juga, kau mau kita makan dimana?"
dan Minato pun menyebutkan sebuah tempat makan, dan kami pun setuju untuk bertemu disana siang ini. baru saja telpon ku tutup, bel pintu apartemen ku berbunyi, aku berlari-lari kecil dan mengintip lewat lubang pengintip di pintunya, ternyata itu Juri. aku hampir saja lupa bahwa aku belum berpakaian sama sekali sejak tadi.
aku kembali berlari ke kamar dan dengan cepat meraih pakaian dalam dan jeans ku lalu ku pakai dengan kecepatan kilat dan kembali untuk membukakan pintu untuk Juri.
"aahhhh Leda! syukurlah! kau baik-baik saja kan? aku kira kau kenapa-kenapa! aku sangat khawatir!!" begitu pintu ku buka, Juri langsung memelukku erat.
"he..hei ada apa??" aku kebingungan, Juri masih memelukku dengan sangat erat.
"kami baru dari apartemen Sujk dan kata satpam disana Sujk tidak pulang sejak semalam dan Juri memaksaku untuk mengecek keadaanmu, dia pikir kalian diculik atau kerampokan.." Aggy muncul dari balik pintu sambil terengah-engah. nampaknya Juri lari sekuat tenaga meninggalkan Aggy dibelakang.
"aku benar-benar khawatir.." Juri masih memelukku erat.
"aku baik-baik saja kok.. dan bahkan.." aku belum menyelesaikan kalimatku ketika suara lain muncul.
"Lepaskan pelukanmu dari Leda atau kutendang.." Sujk berdiri diambang pintu kamarku, mengacak-acak rambut panjangnya kemudian mengucek matanya yang terlihat masih sangat mengantuk.
"Suuuujjjkkk..." juri melepas pelukannya dariku dan berlari-lari menyongsong Sujk, kelihatannya ia ingin memeluk Sujk juga, namun tiba-tiba ia terhenti ketika sadar akan situasi dimana ia berada. Juri memandang Sujk dengan kaget, well, yah Sujk berdiri disana bertelanjang dada dan hanya menyampirkan selimut tipis pelapis seprai di pinggangnya hanya untuk menutupi bagian sensitifnya.
Juri berbalik menatap kearahku, dan dia nampaknya baru saja sadar bahwa akupun tidak memakai baju, dan jeansku belum terkancing sempurna.
"oh.." Juri sampai tak dapat berkata-kata. "ehem.. err... baiklah jadi kalian baik-baik saja, jadi.. emm.. yuk Aggy kita pergi.." Juri berjalan cepat kearah Aggy yang masih berdiri di depan pintu masuk dengan wajah yang sama kagetnya dengan Juri, Aggy hanya melongo dengan mulut sedikit terbuka, menunjukkan keterkejutannya.
"waa.. maaf maaf.. jangan pergi" aku mencegah Juri saat dia akan menaik Aggy yang masih bengong untuk pergi "Sujk pakai pakaianmu! kalian duduk dulu disini sebentar" aku mempersilahkan mereka duduk disofa dan sekaligus memungut jaket dan syal Sujk yang entah mengapa ada disana, lalu aku mendorong Sujk masuk kembali ke kamar dengan cepat dan sebelum menutup pintunya, aku melongokkan kepalaku keluar dan tersenyum sebentar kearah Juri dan Aggy yang sedang duduk dengan kaku. "sebentar ya.." ujarku sembari menutup pintu kamar.
Begitu sampai didalam kamar, Sujk kembali memelukku dari belakang ketika aku sedang akan membenarkan Jeansku. dia menciumi leherku, membelai tubuhku dan akhirnya tangannya pun turun ke daerah sensitifku dan bermain sebentar disana sebelum akhirnya badanku dibalikkan menghadap kearahnya dan mencium bibirku.
"Sujk.." aku melenguh di sela-sela serangan lumatan bibirnya yang bertubi-tubi
"mhh?"
"Sujk, ada Juri dan Aggy diluar"
"terus kenapa?" Sujk seolah tak terganggu dengan aktifitasnya.
"aku malu, please, nanti saja.." aku mendorong tubuhnya menjauh perlahan.
Sujk hanya mendengus sebal lalu mulai memakai pakaiannya.
Aku keluar kamar lebih dahulu, menemukan Juri dan Aggy masih duduk dengan kaku.
"hey, sudahlah, biasa saja dong,, aku jadi malu.. rileks saja.." ujarku sambil tersenyum mencoba menahan rasa maluku.
tak lama, Sujk pun keluar dari kamar.
"etoo.. maaf telah menggangu kalian, tapi bukankah kita sudah janji hari ini, Sujk? apa kau lupa? Siang ini kita ada rehearsal konser dan juga sekaligus peluncuran album baruku.." Juri mencoba menjelaskan. oh, jadi itu sebabnya mereka tadi pergi ke apartemen sujk, pikirku.
"eh? hari ini ya? aku lupa.. maaf, sepertinya masih ada waktu banyak, kita berangkat sekarang?" tanya Sujk
"okeee.." Aggy menjawab dengan semangat tinggi.
"aku pergi dulu sayang.." Sujk berpamitan dan mendaratkan bibirnya dengan cepat di bibirku dan membelai rambutku. Juri dan Aggy terlihat menahan tawa dengan susah payah.
Segera setelah mereka pergi, aku mandi dan bersiap untuk makan siang bersama Minato.
***
"ahem.. jadi..kau dan Leda..?" tanya Aggy begitu kami masuk ke mobil.
"kelihatannya bagaimana?" aku menggeplak pelan belakang kepalanya.
"wahaha sorry Om.." Aggy meringis dengan tampang isengnya.
"apa?kau panggil aku apa??" aku menarik satu untai rambutnya yang digimbal.
"wa.wa.. maaf.."
"hey sudah hentikan!aku jadi tidak konsen menyetir.." Juri sebal dengan tingkah laku kami.
"hey Juri.. tinggal kamu nih yang belum punya gandengan.." Aggy mencolek sisi pinggang Juri dan membuatnya kegelian.
"he! hei! hentikan! geli!" Juri berteriak-teriak.
aku hanya tertawa melihat tingkah mereka.
***
"Hai kau sudah lama menunggu?" ujarku
"oh, tidak, aku juga baru saja sampai, kau mau pesan apa? kebetulan aku juga belum memesan.." Minato menyodorkan menu makanan kepadaku, setelah kubaca akhirnya aku memutuskan untuk membeli pasta dan minum cola saja.
"jadi.. apa deluhi benar-benar tidak bisa kembali bersama lagi?" Minato bertanya disela-sela makannya.
"hmm.. belum kepikiran, aku masih sibuk dengan Undivide, Sujk masih sibuk dengan Arkhelism dan Aggy sibuk dengan Garson.. lagipula Juri baru akan merelease Album barunya minggu ini, jadi mungkin belum saatnya untuk Deluhi kembali.."
"oh begitu, padahal banyak lho fans kalian yang berharap Deluhi kembali lagi..haha"
"yah, akupun berharap begitu, sudah lama kami tidak beraktifitas bersama.."
"bukannya malam tadi kau bersama Sujk?" tanya Minato penuh selidik
"well, yah, kami berempat baru pulang dari tempat karaoke..eh, habis ini kau ada waktu luang tidak? kita ke taman bermain yuk!"
Aku mengajak Minato untuk mengunjungi taman bermain di kota, aku ingin memainkan beberapa mainannya. dan kami pun bersenang-senang hingga tak menyangka waktu sudah beranjak malam. Setelah berpisah di stasiun, aku kembali ke apartemenku. setelah membuka pintu, aku langsung beranjak pergi tidur karena aku sangat lelah sekali.
***
rasanya belum lama mataku terpejam, bel pintuku berbunyi. aku bangun dan berjalan dengan gontai kearah pintu lalu mengintip lewat lubang pengintip di pintu. oh ternyata Sujk.
aku membuka pintu seketika itu pula badanku sudah bersender di tembok dengan Sujk menekanku. dari aroma nafasnya sepertinya dia sedang mabuk.
"Su..Sujk,."
"Kemana saja kau.." dia mengerang dengan wajahnya yang cuma beberapa centimeter dari wajahku.
"a..aku.." aku baru akan menjawab pertanyaannya dengan takut dan terbata-bata ketika telapak tangan Sujk menampar wajahku sehingga aku terjatuh kesamping.
"Sujk!" aku kaget, dan memegang pipiku yang sakit akibat tamparannya, aku merasakan ada rasa darah dari bibirku.
Sujk duduk diatasku, memegang kedua tanganku dengan kasar, meletakkannya masing-masing disamping tubuhku. aku berusaha berontak namun apa dayaku, badanku kecil sedangkan Sujk begitu besar dan kekar.
"kau tahu betapa kuatirnya aku?kau tahu betapa marahnya aku? ha?"Sujk membentakku.
"a..aku minta maaf.." aku mulai terisak, kurasakan mataku mulai berkaca-kaca. Sujk masih duduk diatasku dan menahan kedua tanganku, aku tak dapat bergerak.
"aku menghubungimu seharian sejak aku pergi bersama Juri dan Aggy tapi tak satuoun balasan ku terima darimu, aku SMS dan telpon pun tak kau angkat, apa maumu leda?" setengah berteriak Sujk membentakku. "jangan menangis! bangun! aku belum selesai denganmu!" dengan kasar Sujk menarikku bangkit, menarik kerah kaosku dan aku ditariknya menuju kamar.
"kau tahu apa hukuman bagi anak nakal? hm?" Sujk melemparkanku ke atas ranjang. aku mulai menangis. Sujk kembali naik mendudukiku.
"DIAM!" Sujk menamparku lagi,. kali ini lebih keras dan di sisi pipi yang berbeda.
"Aku sudah capek, Leda. kau membuatku terus khawatir bahwa sesuatu yang buruk terjadi padamu. kau milikku sekarang! kau tahu itu kan?! You Are My Catalyst! and i am yours!" setelah berkata begitu Sujk menunduk, tangannya memegang kepalanya terlihat frustasi. aku jadi merasa bersalah, tapi aku juga takut padanya, dia bukan Sujk yang kukenal.
"ma..maafkan aku.."aku berkata sambil terisak-isak. kubelai lembut kepalanya. Sujk menjatuhkan dirinya diatasku.
"tapi kau tetap harus dihukum.."dia berbisik dengan nada yang tegas, aroma bir tercium sangat kuat.
Sujk membuka paksa pakaianku, digunakannya kaosku itu untuk menutup mataku dan diikat ke kepalaku dengan kasar. aku berusaha melepaskannya tapi dengan sigap SUjk menahan tanganku, melepas syal merah maroon kesayangannya lalu mengikatku di dipan ranjang. aku tak bisa melihat, tanganku tak bisa bergerak.
"Sujk! pleasee.. aku minta maaf.." kataku panik. ini bukan Sujk, Sujk tidak seperti ini.. aku menangis lagi. aku merasakan bahwa celana pendekku sudah tak ada lagi di tempatnya, aku merasa badanku tak tertutup benang sehelaipun, Sujk tetap berada di atasku.
Sujk mulai menciumi dadaku, he played with my nipple, he lick and bite them a bit hard. aku teriak tertahan. antara takut dan merasa nikmat.
kurasakan ciuman SUjk terus turun sampai ke pangkal pahaku, i'm hard down there. he started to suck and shake it. again, i moaned.
setelah agak lama, Sujk naik kembali mencapai bibirku, aku diciuminya dengan ganas, sembari melepas ikatan tanganku dia membalikkanku dengan kasar, dan tak lama kemudian aku merasakan miliknya memaksa masuk kedalam diriku.
oh tidak, aku belum siap!!
dan rasa sakit luar biasa kurasakan setiap kali Sujk memaksa masuk dengan kasar.
"Sujk! berhenti! Sujk... sakit..please.." aku terus memohon, namun tidak mendapatkan jawaban apapun, hanya sakit yang kurasakan. dan Sujk tetap saja memasukiku dengan kasar,.
aku sudah hampir pingsan ketika aku merasa Sujk sudah selesai dan mencapai keinginannya. dia membuka kaos penutup mataku.
aku hanya bisa menangis dan merasa amat lemas. seluruh badanku sakit. dan seketika aku merasa semuanya menjadi gelap..
aku membuka pintu seketika itu pula badanku sudah bersender di tembok dengan Sujk menekanku. dari aroma nafasnya sepertinya dia sedang mabuk.
"Su..Sujk,."
"Kemana saja kau.." dia mengerang dengan wajahnya yang cuma beberapa centimeter dari wajahku.
"a..aku.." aku baru akan menjawab pertanyaannya dengan takut dan terbata-bata ketika telapak tangan Sujk menampar wajahku sehingga aku terjatuh kesamping.
"Sujk!" aku kaget, dan memegang pipiku yang sakit akibat tamparannya, aku merasakan ada rasa darah dari bibirku.
Sujk duduk diatasku, memegang kedua tanganku dengan kasar, meletakkannya masing-masing disamping tubuhku. aku berusaha berontak namun apa dayaku, badanku kecil sedangkan Sujk begitu besar dan kekar.
"kau tahu betapa kuatirnya aku?kau tahu betapa marahnya aku? ha?"Sujk membentakku.
"a..aku minta maaf.." aku mulai terisak, kurasakan mataku mulai berkaca-kaca. Sujk masih duduk diatasku dan menahan kedua tanganku, aku tak dapat bergerak.
"aku menghubungimu seharian sejak aku pergi bersama Juri dan Aggy tapi tak satuoun balasan ku terima darimu, aku SMS dan telpon pun tak kau angkat, apa maumu leda?" setengah berteriak Sujk membentakku. "jangan menangis! bangun! aku belum selesai denganmu!" dengan kasar Sujk menarikku bangkit, menarik kerah kaosku dan aku ditariknya menuju kamar.
"kau tahu apa hukuman bagi anak nakal? hm?" Sujk melemparkanku ke atas ranjang. aku mulai menangis. Sujk kembali naik mendudukiku.
"DIAM!" Sujk menamparku lagi,. kali ini lebih keras dan di sisi pipi yang berbeda.
"Aku sudah capek, Leda. kau membuatku terus khawatir bahwa sesuatu yang buruk terjadi padamu. kau milikku sekarang! kau tahu itu kan?! You Are My Catalyst! and i am yours!" setelah berkata begitu Sujk menunduk, tangannya memegang kepalanya terlihat frustasi. aku jadi merasa bersalah, tapi aku juga takut padanya, dia bukan Sujk yang kukenal.
"ma..maafkan aku.."aku berkata sambil terisak-isak. kubelai lembut kepalanya. Sujk menjatuhkan dirinya diatasku.
"tapi kau tetap harus dihukum.."dia berbisik dengan nada yang tegas, aroma bir tercium sangat kuat.
Sujk membuka paksa pakaianku, digunakannya kaosku itu untuk menutup mataku dan diikat ke kepalaku dengan kasar. aku berusaha melepaskannya tapi dengan sigap SUjk menahan tanganku, melepas syal merah maroon kesayangannya lalu mengikatku di dipan ranjang. aku tak bisa melihat, tanganku tak bisa bergerak.
"Sujk! pleasee.. aku minta maaf.." kataku panik. ini bukan Sujk, Sujk tidak seperti ini.. aku menangis lagi. aku merasakan bahwa celana pendekku sudah tak ada lagi di tempatnya, aku merasa badanku tak tertutup benang sehelaipun, Sujk tetap berada di atasku.
Sujk mulai menciumi dadaku, he played with my nipple, he lick and bite them a bit hard. aku teriak tertahan. antara takut dan merasa nikmat.
kurasakan ciuman SUjk terus turun sampai ke pangkal pahaku, i'm hard down there. he started to suck and shake it. again, i moaned.
setelah agak lama, Sujk naik kembali mencapai bibirku, aku diciuminya dengan ganas, sembari melepas ikatan tanganku dia membalikkanku dengan kasar, dan tak lama kemudian aku merasakan miliknya memaksa masuk kedalam diriku.
oh tidak, aku belum siap!!
dan rasa sakit luar biasa kurasakan setiap kali Sujk memaksa masuk dengan kasar.
"Sujk! berhenti! Sujk... sakit..please.." aku terus memohon, namun tidak mendapatkan jawaban apapun, hanya sakit yang kurasakan. dan Sujk tetap saja memasukiku dengan kasar,.
aku sudah hampir pingsan ketika aku merasa Sujk sudah selesai dan mencapai keinginannya. dia membuka kaos penutup mataku.
aku hanya bisa menangis dan merasa amat lemas. seluruh badanku sakit. dan seketika aku merasa semuanya menjadi gelap..
***
End Of Part 3..
Kalo ingin kembali ke part 1 klik disini =>You Are My Catalyst Part 1
kalo ingin kembali ke part 2 klik disini =>You Are My Catalyst Part 2
nih bonus foto biar adem...wkwkkw
0 komentar:
Post a Comment
TInggalkan pesan anda, berikan saran agar saya lebih baik lagi kedepannya! :)