Saturday, August 23, 2014

Fanfic - Love Story (Part 4)

Title : Love Story
Chapter : 4/?
Char : Cindy, Choi Jae-Hwa, Seseorang yang Arogan
Disclaimer : All the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! please subscribe!
This is Part 4.. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Keesokan paginya..

Aku mendengar bel pintuku berbunyi. Aku melirik ke arah jam di kabinet, ternyata sudah jam 9 pagi. Aku bangun dari ranjang dn berjalan kearah pintu depan lalu membukanya. Nampak Jae-Hwa sudah berdiri disana dengan membawa nampan penuh dengan piring-piring berisi makanan.

"Jae-Hwa, sini masuk.." Ujarku sambil menahan kantuk. "Maaf aku baru saja bangun.."
Ia tertawa "Nggak papa kok, kamu pasti kelelahan. Nih kubawakan makanan.."
"Wah, makasih.. Maaf merepotkan.."
"Hey, kamu kan tamu ku, mana bisa aku membiarkan tamu ku kelaparan, bisa-bisa nanti Alan membunuhku" Ia lalu tertawa.
"Tapi maaf aku mau mandi dulu ya, kamu tunggu sebentar.."
"Oke.." Ia mengangguk dan aku tinggalkan ia sambil berlari menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku melihat Jae-Hwa sudah menempatkan piring-piring makanan dengan tertata rapi di meja.
"Wow, nampaknya pedas.."Ujarku
"Kau tidak suka pedas?" Jae-Hwa bertanya dengan nada khawatir.
"Tidak..tidak.. aku sangat menyukainya! Bisa kita makan sekarang?"
"Kamu sendiri saja, aku sudah makan kok tadi.."
"Oh ayo lah, temani aku makan.." Paksaku
"Baiklah.." dan kami mulai makan.
Benar saja, makanan ini sangat pedas!

"Kapan test nya berlangsung?" Tanya Jae-Hwa
"Besok jam 9 pagi.."
"Ok, ku antar kamu kesana, kamu ada alamatnya kan?"
"Iya, di buku agendaku." Aku baru saja akan bangkit dari duduk untuk mengambil buku agendaku di kamar untuk menunjukkan alamatnya pada Jae-Hwa, tapi ia memegang tanganku menahanku untuk bangkit.
"Jangan, nanti saja, selesaikan dulu makananmu.."
"I..iya.." dan aku duduk kembali sambil menyelesaikan makanku.

Setelah selesai, aku akan mencuci piring-piring kotor itu, namun Jae-Hwa melarangnya, ia bilang bahwa ia yang akan mencucinya. Maka aku pergi untuk mengambilkan buku agendaku di kamar.
Aku menunjukkan alamatnya.
"Oh aku tahu alamat ini, nggak jauh kok. Besok kuantar."
"Apa kamu yakin? Bukankah kamu juga harus pergi bekerja?" Tanyaku
"Nggak kok, aku bekerja secara online, jadi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.." Jawabnya sambil tersenyum. Dia memiliki senyum yang sangat manis.
"Eh kamu mau pergi ke suatu tempat nggak? mumpung lagi di Korea.." Jae-Hwa bertanya.
"Aku nggak tau mau pergi kemana.. Kamu deh yang tentuin."
"Hmm.. coba kupikir sebentar. OH! mau nggak kalau ke Minsok Village?
"Jauh dari sini?"
"Yah, sekitar 2 jam mengemudi.." Jawabnya.
"Nggak deh, cari yang deket-deket aja. Gimana kalau kita jalan kaki di sekeliling sini? aku pingin ngerasain jalan-jalan kaki di Korea.." Kataku.
"Oke deh kalau itu yang kamu mau, sana siap-siap. Aku balik ke Apartemenku dulu."
Dan aku pun bersiap-siap.

***
Aku memencet bel di pintunya, dan berbicara lewat intercom.
"Jae-Hwa, aku sudah siap.."
Tak seberapa lama, ia pun membuka pintunya.
WOW! ia terlihat sangat tampan! Rambut nya yang berwarna cokelat muda di tata dengan style spike, ia mengenakan pullover berwarna krem dan jeans warna hitam.
"Oke! yuk berangkat!" Dan aku dapat mencium bau parfumnya yang beraroma Vanilla. Sangat manis.
Kali ini aku memakai celana jeans biru, jaket agak tebal berwarna merah dan berkerah tinggi. Kami berjalan di sepanjang trotoar. Kami belum tahu akan pergi kemana, tapi aku menyukainya. Sepanjang perjalanan aku melihat gedung-gedung menjulang tinggi, namun pepohonan juga nampak rindang, sehingga suasananya begitu nyaman dan asri.
Kami masih tetap berjalan, namun aku semakin merasa kedinginan. Seharusnya tadi aku memakai sarung tangan, pikirku.
Kumasukkan tanganku ke saku jaket, namun tidak banyak membantu, aku masih merasa kedinginan.

"Kamu kenapa? kedinginan?" Tanya Jae-Hwa.
"Iya, harusnya tadi aku memakai sarung tangan.." Jawabku.
"Balik aja yuk, nanti kamu malah sakit." Ujarnya sambil menggenggam tanganku. "Dingin banget tanganmu!" lalu ia memegang kedua tanganku sepanjang perjalanan kami kembali ke apartemen.
Tangan Jae-Hwa sangat terasa hangat. Aku jadi merasa tenang, dan rasa dingin perlahan hilang.
"Mampir ke mini market sebentar ya, aku harus berbelanja untuk makan malam nanti." Aku mengangguk dan kami memasukki salah satu minimarket yang ada disini.
Oh terimakasih  Tuhan, minimarket ini punya penghangat ruangan.

"Kamu mau makan apa?" Jae-Hwa bertanya sembari mengambil keranjang belanjaan.
"Sesuatu yang nggak pedas, kan besok aku ada test, nanti perutku sakit.."
"Hmm.. coba aku pikir sesuatu.."
"Kamu pinter banget masak ya.."Kataku
"Iya kah? mungkin karena dari dulu aku selalu membantu mama ku memasak." Jawabnya sambil memilah-milah sayuran. Aku berjalan disebelahnya.
"Rajin sekali, Mama mu masti bangga padamu!" kulihat ia hanya tersenyum dan meneruskan memilih sayuran.
"Tapi kelihatannya kamu tinggal diapartemen sendirian, dimana mama mu?"
"Dia sudah lama meninggal.." Jawabnya singkat. Aku jadi merasa tidak enak.
"Maaf.. aku tidak tahu.."
"Nggak papa kok, sudah hampir 3 tahun yang lalu. Sekarang hanya tinggal aku dan kakak perempuanku, tapi dia sudah menikah dan Ayahku pun sudah lama meninggal saat aku masih kecil. Jadi sekarang aku tinggal sendiri." Dia menjelaskan hal tersebut dengan santai, nampaknya ia sudah terbiasa. "Ada yang ingin kamu beli nggak?" Tanya Jae-Hwa.
"Sarung tangan.." Kataku. Lalu kami pergi menuju barisan sarung tangan yang dijual disana. Tetapi semua warnanya terlalu cerah menurutkui. "Nggak jadi deh,warnanya terlalu terang.." Ujarku sambil berakting seakan-akan melihat matahari sambil menutup mataku dengan kedua tangan.
Jae-Hwa tertawa. "ya sudah, yuk pulang.." dan kami berjalan kearah kasir.

***

Keeseokan harinya..

Aku telah selesai dengan test nya. Kuanggap itu mudah, aku hanya perlu menunjukkan kemampuanku dalam mengatur jadwal, mengatur dn juga mengecek segala sesuatu yang dibutuhkan artis yang akan ku Asisteni. Kurasa aku bisa lolos. Pimpinannya bernama Lee Mi-Hyun, dia adalah seorang wanita karir yang sangat baik. Dia membuatku nyaman dan tidak gugup dalam menghadapi testnya.

Dia berkata jika nanti aku lolos, dalam 3 hari akan dihubungi kembali.
Aku duduk di Lobi menunggu Jae-Hwa untuk menjemputku, seorang cowok masuk. Rambutnya hitam tidak terlalu panjang dan lurus, mengenakan kacamata hitam, celana panjang kulit dan sweater putih. Dia langsung masuk ke dalam kantor Lee Mi-Hyun tanpa sekalipun menyapa orang-orang disekitarnya.
"Cih, Arogan sekali!" Pikirku.

AKu menunggu Jae-Hwa agak lama, sepertinya sudah menjadi kebiasaannya untuk datang terlambat, tapi bukan sepenuhnya salah dia sih, aku bisa menyelesaikan tugasku lebih cepat dari yang diperkirakan, dan aku pun tidak punya handphone untuk mengabarkan bahwa aku sudah selesai. Namun tak lama kemudian aku melihat Jae-Hwa memasuki lobi. Ia tersenyum kearahku.
"Gimana test nya?"
"Aku rasa aku bisa lolos. Katanya 3 hari lagi akan dihubungi."
"Oh begitu. Yuk kuajak kau kesuatu tempat."
Aku mengambil tasku dan mengikuti Jae-Hwa berjalan keluar gedung. Aku tidak terbiasa mengenakan high heels, sehingga aku berjalan agak kesusahan dan harus hati-hati. Kupikir Jae-Hwa tidak menyadari ekadaanku, ia berjalan sangat cepat dan sudah berada jauh didepan.

Sebelum aku sadar apa yang terjadi, aku tersandung. Oleh kakiku sendiri.
Aku hampir saja jatuh saat sebuah tangan memegang pinggangku dan menahan badanku agar tidak merasakan kerasnya lantai. Tangan itu juga membantuku untuk berdiri dengan tegak kembali. Aku berbalik dan melihat kearah orang tersebut.
"Kamu baik-baik saja?" tanya nya. Suaranya sangat berat dan menggoda telingaku.
"I..iya..Maaf. "Jawabku. Aku memandangnya, itu adalah cowok tadi, cowok yang dengan arogannya masuk ke kantor Lee Mi-Hyun!
"Lain kali hati-hati!"
"Ba..baik.. maaf" Aku membungkukkan badanku dan dia berlalu tanpa mengucapkan apapun lagi.

Jae-Hwa kembali kearahku, mungkin ia baru sadar bahwa aku tidak berjalan disampingnya lagi.
"Kamu kenapa? Siapa dia?"
"Aku tadi tersandung, cowok itu membantuku supaya aku nggak jatuh.." Jelasku singkat.
"Kamu yakin kamu baik-baik saja?" Dia terlihat khawatir.
"Iya, nggak papa kok, aku hanya tidak terbiasa dengan sepatu tinggi begini.." Aku mencoba membuka sepatu sialan itu.
"Jangan, sini kugandeng kamu. Maaf ya aku nggak tahu jadi aku jalannya cepat.." Jae-Hwa meraih tanganku dan menggandengku berjalan keluar gedung.

***

"Kita mau pergi kemana?" Tanyaku saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Lihat saja nanti.." Jae-Hwa tersenyum. "Oh aku hampir lupa, kakakmu dan Alan mengirim pesan ke handphone-ku, tapi maaf aku sudah membacanya.." Dia merogoh kantongnya sebentar lalu memberikanku handphonenya.
"Ah nggak papa kok." Jawabku sambil menerima hanphonenya. Aku membaca kotak masuknya dan benar ada pesan dari Ethan dan Alan.
"Gimana testnya? kamu lolos?"

pesan dari Alan adalah yang pertama kubaca

"Kamu baik2 saja disana? jaga ksehatan. Mama & Papa titip salam."

Pesan ini dari Ethan. Aku kangen mereka semua.

"Nih.." Kataku sambil mengembalikan handphone itu pada Jae-Hwa.
"Nggak kamu balas dulu?" Tanya nya.
"Ah nggak perlu, kan aku cuma tinggal nunggu panggilan 3 hari lagi.." Sahutku sambil melihat keluar jendela. Jae-Hwa memasuki parkiran sebuah gedung.
"Kita sampai.." Ujarnya.
"Ini dimana?" Tanyaku, tapi ia tidak menjawab, kami berjalan menuju lift. Hari ini Jae-Hwa mengenakan setelan hitam rapi dan masih tentang manisnya parfum vanilla miliknya.
Kami masuk ke sebuah ruangan yang berisi loker-loker terbuka yang berisi vas-vas dan banyak bunga, aku juga melihat beberapa foto tertempel pada setiap lokernya.

Jae-Hwa berjalan kearah loker yang paling tengah, lalu ia membungkukkan badannya dengan hormat. Ia mengambil sebuah foto yang tergantung di loker itu. Kulihat ia melambaikan tangannya padaku, mengisyaratkan agar aku mendekat padanya. Aku berdiri disebelahnya, Jae-Hwa menyerahkan foto yang dipegangnya kepadaku.
"Itu adalah ibuku, dan disini adalah abu kremasinya." Ujarnya.
Aku melihat wanita dalam foto tersebut. Dia sangat cantik, dengan rambut hitam sebahunya, dan juga senyumnya yang manis. Aku berani bertarum Jae-Hwa mendapatkan gen senyuman indah itu dari ibunya.
"Dia sangat cantik.." Kataku sambil mengembalikan foto itu padanya.
"Iya, dia adalah yang tercantik.." Jae-Hwa menatap foto ditangannya lekat-lekat, aku melihat kearahnya, matanya berkaca-kaca, kurasa ia akan menangis namun kemudian ia meletakkan kembali foto tersebut di gantungan loker.
"Mama, Selamat ulang tahun. Perkenalkan ini Cindy, kawanku." Aku jadi salah tingkah, aku langsung membungkukkan badanku dengan hormat. Aku sempat melirik kearah Jae-Hwa lagi, namun ia berusaha menyembunyikan airmatanya.

"Kamu mau makan? ayo kita makan malam.." Jae-Hwa nampaknya ingin mengubah topik. Dia menggandeng tanganku lagi dan berjalan pelan sambil membimbingku, kurasa ia tak ingin aku jatuh dan menimpa loker-loker ini.

"Mungkin sebaiknya kita pulang dulu, aku ingin mengganti sepatuku.."Jawabku sopan.
"Nggak perlu kok, aku akan menopangmu.." Dan kami berjalan keluar menuju tempat parkir dengan tangan Jae-Hwa masih membimbingku.

-----------------------------------------------END OF CHAPTER 4-------------------------------------
Catatan penulis :
Seseorang sudah muncul sebentar.. siapakah diaa?? artis kah?? siapa? 



Continue reading Fanfic - Love Story (Part 4)

Friday, August 22, 2014

Fanfic - Love Story (Part 3)

Title : Love Story
Chapter : 3/?
Char : Cindy, Choi Jae-Hwa
Disclaimer : All the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! please subscribe!
This is Part 3.. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Seoul, Desember 2013

Aku tiba di Bandara Internasinal Incheon. Udara kurasakan sangat dingin, aku bersyukur Alan sudah memperingatkanku akan hal ini, jadi aku mengepak baju-baju hangat, sweater dan jaket lebih banyak. Seharusnya ini adalah akhir musim dingin, tapi rasanya sama sekali tidak ada bedanya.

Hari ini aku memakai skinny jeans, sepatu boots dan pulloverhangat berwarna coklat, tak lupa ku lengkapi dengan syal warna merah. Aku merasa sangat capek dengan perjalanan panjang ini, terbang begitu lama membuatku merasa terkena jet lag. Kepalaku rasanya mau jatuh saja, nampaknya aku harus segera beristirahat. Aku harus segera ke Apartemen.

Aku melihat catatan pada buku agendaku. Alamat apartemenku berada di Yongsan-gu Seocho 2 Dong 1308-25, lantai 9 nomor 15. Apartemen itu sudah kusewa jauh hari sebelum berangkat, dibantu oleh salah seorang teman dari Alan. Lagi-lagi aku bersyukur atas kemudahan yang diberikan kepadaku.

Kata Alan, temannya itu akan menjemputku di bandara, aku berjalan keluar menuju gate kedatangan. Aku melihat ke sekeliling barisan para penjemput yang sibuk mengacung-acungkan tulisan berisi nama orang yang akan dijemputnya. Tapi aku belum melihat ada namaku.

"Mungkin aku kurang awas melihatnya, makanya terlewat.." pikirku. dan aku kembali melihat-lihat kali ini dengan lebih teliti. Namun tetap sama saja, tak nampak namaku di antaranya. Lalu aku pun berjalan ke ruang tunggu. Mungkin jika aku menunggunya disana dia akan muncul.

Aku baru saja akan berjalan menaiki eskalator, sampai aku melihat seorang cowok berlari dengan cepat kearah gate kedatangan. Tapi aku bisa melihatnya membawa sebuah kertas yang bertuliskan namaku. lelaki itu berlari sangat cepat, tapi kuputuskan untuk mengejarnya dan memanggilnya.
"hey..! kamu!! tunggu!! hey..!"

Tapi berlari menjadi sangat sulit ketika aku juga harus membawa koper-koperku yang lumayan besar. Aku tetap berteriak memanggilnya, sayangnya aku sama sekali lupa namanya siapa. Alan pernah menyebutkannya namun otakku sama sekali tisak bisa diajak bekerja untuk mengingat-ingat saat ini.

*Mulai dari sini anggep aja percakapan dalam bahasa Korea*

Dan akhirnya sampailah kami berdua di depan terminal kedatangan, tempat awalku. Cowok itu terlihat capek, napasnya ngos-ngosan. Aku berjalan kearahnya dan menepuk pundaknya.
"Wa!!" Ia berteriak kaget sambil membalikkan badannya ke arahku. "Oh tuhan, kaget aku!"
"Ma..maaf, tapi kelihatannya kamu membawa namaku.."
"Ooh! Kamu Cindy? Kawannya Alan kan? Aigoo.. Hey maaf ya aku terlambat menjemput kamu, udah nunggu lama?" Dia mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Aku tersenyum geli melihatnya.

"Lumayan lama, tapi gak papa kok yang penting kamu sekarang udah disini.." Jawabku
"Mana barang bawaanmu? banyak nggak?"
"Aku cuma bawa 2 kok.."
"Sini mana, ku bantu bawkan. Oh Namaku Choi Jae-Hwa, Salam kenal.." Ia tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya kearahku. Ku jabat tangannya "Senang berkenalan denganmu Choi Seonsaeng-nim, Aku Cindy 23 tahun."
"Dan aku 25 tahun, jadi jangan terlalu formal padaku, panggil namaku saja ya.. " Aku mengangguk.
Kami berjalan keluar bandara menuju arah parkiran mobil.

"Jae-Hwa, aku perlu beli hanphone nggak?" Tanyaku saat ia sedang memasukkan koper-koperku ke bagasi mobilnya.
"Berapa lama kamu disini?"
"Mungkin 1 atau 2 minggu, aku juga belum yakin.."
"Menurutku belum perlu, pakai punyaku dulu saja.." Dia merogoh kantongnya dan memberikan handphone miliknya kepadaku.
"Makasih.."
Aku lalu mengetik pesan untuk Ethan dan Alan memberi tahu mereka bahwa aku sampai dengan selamat dan Choi Jae-Hwa sudah menjemputku.
"Nih, terimakasih ya.." Ujarku sambil menyerahkan kembali handphone itu padanya. Jae-Hwa sangat tinggi, kira-kira 180 cm, dia mengenakan celana panjang warna cokelat, jaket hitam yang tidak dikancing dan kacamata coklat menggantung di sela kerah kaos birunya.
"Kirim pesan ke pacarmu ya?" Ia tertawa menggoda
"Bukaan.. ke kakakku dan Alan, jadi mereka tahu kamu nggak nyulik aku." Sangat nyaman berbicara dengannya, dia amat ramah.
"Ok, kita siap berangkat!" Ujarnya sambil menutup bagasi mobilnya. lalu berjalan ke pintu samping mobil, ke Seat penumpang dan membuka pintunya."If you please, M'lady" dan ia membungkukkan badannya. Aku tertawa.

Sepanjang perjalanan Jae-Hwa menunjukkan padaku berbagai hal, tentang Mall-mall, kawasan industri, dan berbagai macam hal lainnya. Parfumnya memiliki wangi vanilla, sangat manis, aku menyukainya, sangat cocokdengan karakternya yang ramah dan bersahabat.

Akhirnya kami tiba. Ia mengeluarkan koper-koperku dari bagasi mobil. Sementara aku melihat-lihat keadaan disekitar. Bangunannya semua tinggi-tinggi.

"Ini apartemenmu, kita tinggal di lantai yang sama, aku nomer 16 dan kamu 15, jadi jika kamu butuh sesuatu akan gampang, tinggal bilang padaku." Jelasnya.

Kami berjalan menuju pintu masuk. Pintunya terbuat dari kaca transparan yang cukup tebal, nampaknya ini otomatis karena aku tidak melihat adanya handle di pintunya. Di dalam aku dapat melihat ada loker-loker surat yang bertuliskan nama dan lantai serta ruangan nomorberapa surat akan dituju.

"Ini kartu aksesmu, jangan sampai hilang ya! kalo hilang kamu nggak akan bisa masuk ataupun keluar. Ini kartu yang sangat penting, jadi jagalah baik-baik." Jae-Hwa menyerahkan kartu itu padaku. Kartunya mirip kartu ATM cuma lebih tebal, disana tertera nama serta alamat lengkapku dan juga barcode.
"Nih, kuajarkan cara memakainya.." Dia berjalan menuju sebuah boks sensor yang ada di pinggir pintu. "kamu hanya perlu meletakkan pagian barcode nya disini, setelah berbunyi, kamu harus memasukkan lantai dan nomer ruanganmu. Kita ada di lantai 9 dan ruanganku 16, jadi kode yang dimasukkan adalah 0916." Dan pintu kaca tadi terbuka secara otomatis. Kami berjalan menuju lift.

Setelah kami tiba di lantai kami, Jae-Hwa menunjukkan letak ruanganku. "Nah, disini kamu juga akan menemukan kotak sensor yang sama, kamu hanya perlu memasukkan kartunya kesini dan pintu akan terbuka, sana dicoba.." Dan aku mencoba memasukkan kartuku seperti yang ditunjukkan oleh Jae-Hwa, dan benar saja, pintu nya membuka secara otomatis. Jae-Hwa meletakkan koper-koperku di dalam.

Aku tercengang melihat betapa luasnya ruangan ini. Sete;ah berkeliling sebentar, aku melihat sudah banyak peralatan yang tersedia, seperti alat-alat dapur, kamar mandi yang bersih, dan kamar tidur yang didominasi warna biru muda.

"Besar sekali.." Ujarku takjub.
"hehe apa kamu suka?"
"Suka sekali, tapi apa ini tidak berlebihan? aku kan hanya sebentar disini.." Aku melihat kearah Jae-Hwa.
"Nggak kok, yang penting kamu nyaman." Ia tersenyum ramah. "Baiklah, aku tinggal ya, silakan istirahat dulu.." Aku mengganguk. "Terimakasih banyak Jae-Hwa.." Ia melambaikan tangan dan berlalu keluar pintu dan menutupnya.

Aku melihat sekelilingku, tiba-tiba saja rasa sepi menyeruak.
"Whew! disinilah aku, Korea, sendirian.."
Aku membongkar koperku, mencari-cari peralatan mandi ku dan baju untuk ganti.

Seusai mandi, aku melirik jam meja di kabinet dekat ranjang. ternyata sudah jam 9 malam, pantas saja aku sangat capek. Tapi aku merasa lapar.
namun kuputuskan untuk tidur saja.

-----------------------------------------------END OF CHAPTER 3-------------------------------------
Catatan penulis :
Aduuhh.. artisnya belum juga muncul.. apakah layak disebut fanfic? cuakakakak!!
yang sabar yaa... 



Continue reading Fanfic - Love Story (Part 3)

Wednesday, August 20, 2014

Fanfic - Love Story (Part 2)

Title : Love Story
Chapter : 2/?
Char : Mama, Papa, Ethan, Alan, Cindy
Disclaimer : All the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! please subscribe!
This is Part 2.. 

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINIPart 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________

Alan itu cowok yang baik menurutku, dia menjelaskan banyak hal kepadaku. Aku bercerita badanya bahwa aku akan pergi ke Korea suatu saat nanti untuk mencari pekerjaan dan ia bercerita kepadaku tentang pengalaman-pengalamannya selama dia di Korea sekitar 5 bulan yang lalu. Aku mendapat banyak pengetahuan dan masukan dari cerita-ceritanya. Dia sangat mengenal Korea, bahkan dia sering bepergian kesana jika ada urusan dengan tempatnya bekerja. Dia sangat beruntung! dan tentunya dia pun ganteng.

Mungkin perlu ku tambahkan bahwa dia memiliki wajah yang sangat manly menurutku, tulang rahangnya yang tegas membentuk profil kelelakian sangat tergambar di wajahnya. Kami terpaut usia 2 tahun, ia seumuran dengan Ethan kakakku.

Hari demi hari berlalu, aku rasa aku mulai menyukai Alan. Maksudku, itu normal saja, siapa yang bisa menolak pesonanya, kecerdasannya, dan suaranya yang terdengar menenangkan hati.

Selama kurang lebih 3 bulan masa belajar yang intens, kini aku bisa berbicara bahasa Korea dengan lancar. Terimakasih kepad Alan.

Hari ini adalah hari terakhir dia mengajarku..
"Ok sekarang kamu sudah bisa berbahasa Korea dengan lancar, sekarang kalo berbicara denganku memakai bahasa Korea saja gimana?" Tanya Alan
"Haha..jangan dulu deh, aku nggak seahli itu kan.."
"Yuk pergi makan malam, aku yang traktir.." Ujarnya.
"Oke! yuk berangkat! Let's gooooooo......."

Malam harinya..
"Makasih ya udah di traktir.." Ujarku pada Alan saat kami tiba kembali kerumahku dan aku turun dari motornya.
"Sama-sama, sudah sana masuk. Udah malem nih.. Salam buat Ortu dan kakakmu ya."
"Siaap..! Sekali lagi makasih ya!"
"Iya sama-sama.. Met malem." Alan melambaikan tangannya sekilas lalu memutar balik motornya dan pergi.

Aku masuk ke rumah dengan perasaan riang gembira. Tanpa sadar aku mulai menggumamkan lagu Frank Sinatra yang judulnya "Fly Me To The Moon"
"Fly me to the moon, And let me play among the stars, Let me see what spring is like, On a Jupiter and Mars.."
Ku lihat kakak dan orangtua ku sedang menonton televisi di ruang tengah.
"Dapet salam dari Alan tadi.." Ujarku.
"Yaa, salam balik.." Kakakku menjawab.

Aku masuk ke kamarku dan mengganti pakaianku.
"Alan itu baik banget ya orangnya, udah punya pacar belum ya?" Aku terlarut dalam pikiran-pikiran tentangnya.
Setelah mengganti baju, aku merebahkan badanku di atas ranjang. Kembali teringat saat-saat bersama Alan tadi saat kami makan di Restoran Masakan Korea, itu adalah tempat yang sangat fancy menurutku, dan pastinya harganya nggak murah. Awalnya aku sudah menolak, aku nggak mau memberatkan Alan, tapi dia memaksa untuk makan disitu. Akhirnya aku ikut saja apa maunya, lagian di traktir ini, begitu pikirku. Alan begitu baik, ramah, passion-nya tentang Korea sangat membuatku kagum. Dan suaranya adalah yang paling aku suka. Aku bisa berjam-jam mendengarkannya berbicara tanpa bosan.

Saat aku sedang sibuk memikirkan Alan, Hanphoneku berdering.
"Oh! ada sms masuk.." Dan segera ku buka.
Ternyata dari Alan.
Aku smpai rumh dlm keadaan sempurna
slmt malam, tdur yg nyenyak y..
Aku membalasnya dengan cepat
km jg ya, smg mimpi indah.
makasih buat mlm ini,
Oh ada balasan lagi
iy, sama2..aku senang mnghbiskn mlm dganmu

WOW!
jantungku berdegup kencang. Aku merasakan seperti ada kembang api berpendar di sekitarku.
Malam itu aku tidur sangat nyenyak, aku bermimpi.. tentunya tentang Alan.

Desember 2013
Aku sudah mengurus Pasport dan Visa-ku. Aku juga sudah mengepak barang-barang dan baju-baju yang ku perlukan. Dua minggu lagi aku akan berangkat ke Korea. Aku sudah melamar pekerjaan disana sebagai Artists Assistant. Aku sudah melalui tahap test wawancara via Skype dan sekarang aku sudah siap untuk menjalani test tertulis langsung di Korea.

Ini adalah kali pertama aku pergi jauh sendirian, tanpa Mama, Papa ataupun Ethan. Ini akan menjadi pengalaman paling berharga bagiku. Alan sebenarnya ingin mengantarku, tetapi dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bulan ini sehingga aku harus melaksanakannya sendiri.

Malam sebelum keberangkatan..
"Berapa lama kamu disana?" Alan bertanya saat kami sedang makan malam di sebuah rumah makan di kota kami.
"Rencana sih cuma seminggu, kenapa?"
"I'm gonna missing you.." Ujarnya.
Jawabannya barusan membuat aku tersedak sehingga aku harus meminum Es teh banyak-banyak.
"Mau main ke Kids Station gak?" Tanya Alan
"Boleh deh, ayo!"

lalu kami pun tiba di Kids Station, kami mengantri untuk membeli koin untuk memainkan game-game yang ada.
Pertama-tama kami bermain permainan basket mini, Alan menang kali ini. Dan aku menantangnya untuk bermain balap mobil karena aku yakin aku pasti menang kali ini. Tapi Alan sangat pintar dalam bermain game, dan aku kalah lagi.

"HA! kamu kalah lagi!" Dia berteriak kegirangan.
"Itu karena kamu curang, huh!" Aku menjawab dengan sok sebel.
"Ah nggak juga, kamu tuh yang emang gak bisa.." Kemudian ia tertawa. " Sini, aku kasih tunjuk sesuatu.." Katanya sambil menggandeng tanganku. Jantungku lagi-lagi terasa seperti disetrum. Dia membawaku ke mesin pengambil boneka.

"Pilih aja kamu mau yang mana, nanti kuambilkan" Ujarnya jumawa.
Aku melihat kedalam mesin tersebut, mencari-cari boneka mana yang kira-kira susah untuk diambilnya.
"Tuh, yang itu.." Kataku sambil menunjuk kearah boneka kucing bermata biru dan berhidung pink.

"Oke! liat ya, Master of Game mau beraksi." Lalu dia memasukkan koin kedalam mesih sehingga mesin menyala dan dia mulai menggerakkan pencakarnya kearah boneka yang kuinginkan. Dan ia mendapatkannya. Aku nggak percaya tapi dia bener-bener mendapatkannya!

"Nih.." Katanya sambil memberikan boneka itu kepadaku.
"Wow, keren sekali, kok bisa sih ngambilnya?" Tanyaku.
"Ra.ha.si.a.." Jawabnya dengan gaya centil macam girlband. Lalu ku toyor kepalanya dan kami tertawa.
"Yuk ah pulang, udah malam." Ujarnya dan kami berdua pun pulang.

Saat tiba di depan rumah, aku turun dari motornya. "Makasih ya.." kataku
"Sama-sama.."
"Oke deh aku masuk dulu, sampai jumpa lagi saat aku kembali ya.." Aku mulai berjalan kearah pintu gerbang, sampai tiba-tiba aku merasakan sebuah tarikan di tanganku. Ternyata Alan sudah turun dari motornya dan menarikku kedalam pelukannya.
"I'm gonna miss you.." Ucapnya.

-----------------------------------------------END OF CHAPTER 2-------------------------------------
Catatan penulis :
Ada beberapa grammar bahasa Inggris yang salah, dimaklumin aja yaa...


Continue reading Fanfic - Love Story (Part 2)

Tuesday, August 19, 2014

Fanfic - Love Story (Part 1)

Title : Love Story
Chapter : 1/?
Char : Mama, Papa, Ethan, Alan, Cindy
Disclaimer : All the character belongs to ME, i made them! the story line also MINE! please subscribe!
This is Part 1..

Part 1 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 2 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINIPart 3 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 4 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 5 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 6 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 7 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 8 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 9 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI
Part 10 bisa dilihat di link berikut >> KLIK DISINI

BONUS SCENE  1 >> KLIK DISINI
_______________________________________________________________________________
April 2013
Aku sudah lulus dari perkuliahan sejak bulan Desember tahun lalu, tapi sampai sekarang aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Aku adalah mahasiswi jurusan Hospitality di sebuah universitas di daerahku.

Seperti biasanya, setiap hari di pagi, siang maupun malam hari aku selalu searching di internet tentang lowongan-lowongan pekerjaan yang mungkin bisa aku daftar. Tapi tidak selalu ada lowongan yang tersedia. Aku sendiri tidak tahu di bagian mana kesalahanku sehingga aku tidak pernah bisa masuk kualifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan tempat aku melamar. Aku selalu datang ke undangan wawancara, aku selalu hadir saat test dilakukan, aku sudah memberikan yang terbaik yang aku bisa. Namun disinilah aku, sedang tidur-tiduran di kamar sembari tetap mencari lowongan pekerjaan via internet.

Mama ku selalu membuatku tenang dan nyaman, beliau tidak pernah menuntut supaya aku segera mencari kerja dan memperoleh penghidupan. Tetapi beliau selalu saja menanyakan kapan aku akan menikah, karena beliau ingin segera bisa menimang cucu.
"Ma, aku masih 23 tahun.." Kilahku setiap kali beliau menanyakan hal yang sama, atau "Kakak saja duluan deh.." aku selalu menjawabnya dengan penolakan seperti itu.

Pada suatu malam.
"Ma, gimana menurut mama kalo aku nyari kerja di negara lain?" Aku bertanya pada Mama saat kami sedang makan malam bersama.
"Kamu mau pergi ke luar negeri?" Tanya kakak laki-lakiku.
"Iya.." Jawabku
"Kemana?" Papa ku ikut bertanya.
"Belum tau juga nih, pinginnya daerah Asia dulu aja yang deket-deket.. kalo nggak Korea ya Jepang.." Jawabku.
"Ya kalo kamu maunya seperti itu, harus persiapkan segalanya. Dimulai dari mempelajari bahasanya!" Mama akhirnya mengeluarkan pendapatnya.

Yah, benar juga. Jika kita ingin pergi ke tempat asing maka bahasa adalah salah satu yang penting..

"Kayanya kawanku bisa ngebantu, dia bisa Bahasa Korea, soalnya dia guru bahasa Korea di tempat kursus.." Kakakku menambahkan.

"Oke, atur aja.." Balasku.

"Tuhan, terimakasih kuucapkan pada-Mu atas berkat kepada ku dengan memberikanku keluarga yang sangat harmonis ini" Gumam ku.

Itu adalah keluarga kecilku yang terdiri atas Papa ku, Mama dan kakak laki-lakiku.Kami selalu saling men-support satu sama lain dan saling membantu untuk selalu menjadi positiv.

Dua hari kemudian..
Bell dirumah ku berdering, karena aku hanya sendirian dirumah maka akulah yang harus membukanya. Aku berlari cepat menuju ruang tamu untuk melihat siapakah yang datang.
Aku membuka pintu dan melihat seorang cowok berdiri di luar pagar rumah.

"Hey, ada yang bisa kubantu?"Tanyaku
"Ethan lagi dirumah nggak?" Ia bertanya
"Wah, dia masih di kantor.." Jawabku sambil berjalan menuju pagar untuk membukanya.
"Kamu pasti Adiknyakan?"
"Iya benar, namaku Cindy dan kamu?"
"Aku Alan. Teman kakakmu" Ia mengulurkan tangannya dan aku menjabatnya. "katanya kamu butuh bantuan buat belajar bahasa Korea?"
"Oh iya benar, Aku harus belajar dengan sangat cepat."
"Itu artinya kamu sudah menemukan pengajar yang tepat!" Ia tersenyum ramah.

"Eh, mari silakan masuk, motormu masukkan saja ke garasi.." Dengan gugup aku mempersilakannya masuk kerumah.
"Ok." Sahutnya sambil memasukkan motornya ke garasi rumahku.
"Silakan masuk, tunggu dulu disini, aku ganti baju sebentar.." AKu tersadar bahwa sedari tadi hanya memakai kaos oblong dan celana pendek. Aku melihatnya mengagguk dan duduk manis di ruang tamu.

Tak seberapa lama aku kembali, hanya mengganti celanaku dengan jeans panjang.
"Maaf ya lama.."
"Ah, nggak papa kok, jadi.. apa yang kita lakukan pertama-tama?" Tanya Alan.
"Hmm.. mungkin tentang pembayaran dan berapa lama serta berapa hari kamu bisa ngajari aku."
"Oh, kamu nggak perlu membayarku, aku melakukan ini dengan suka rela dan senang hati karena kamu adiknya kawanku." Jawabnya. "Dan untuk waktunya, kita bisa setiap hari setelah aku pulang mengajar di tempat les sekitar pukul 5 sore, kamu deh yang atur harinya.."
"Oke, aku bisa kalopun setiap hari, soalnya ga ada kerjaan nih.."
"Cuma dirumah aja?" Dia bertanya.
"Iya.."
"Gak kencan gitu sama cowokmu?" Tanyanya penuh selidik.
"hahaha.. udah lama aku nggak punya pacar." Aku menjelaskan.
"Wow, oke.. jadi.. kita bisa mulai sekarang belajarnya?" Ujarnya sambil mengeluarkan peralatan mengajarnya.
"Oke sip! aku ambil alat tulisku dulu.." Dan aku berlari kecil ke kamar untuk mengambil peralatan belajarku yang untungnya sudah kusiapkan sejak beberapa hari lalu, dan kami pun mulai pembelajaran nya.

--------------------------------------END OF CHAPTER 1----------------------------------

Continue reading Fanfic - Love Story (Part 1)

Sunday, August 10, 2014

Adventure : Journey To Solo Day 2

(Orang Spanyol saja Mempelajari Budaya Indonesia.)
Sabtu (9/8/2014) merupakan hari kedua Gw dan kawan-kawan (Nia dan Lis) berada di Solo. Pagi-pagi kami bangun dan antri untuk mandi. Jam 5 pagi Gw mendapat giliran untuk mandi pertama. Saat buka pintu untuk ke balkon luar menuju kamar mandi, ternyata langit Solo sudah terang sekali.

Gw pun mandi, dan ternyata air nya sama sekali tidak dingin, cenderung normal. Setelah mandi, kami sarapan dengan bekal yang dibuatkan oleh Bude nya Nia. terdiri atas Nasi, Sayur bakso, Ikan goreng tepung, tahu, tempe. Rasanya nggak perlu ditanya. tentu saja sangat enak!

Mungkin kalo Gw gak tau malu dan rasa “pekewuh” udah gw bungkus bawa pulang semua ituh..wkwkkw.

Sekitar pukul 8 pagi, kami keluar menuju shelter bis trans Solo untuk pergi balik ke Stasiun Balapan. Seperti di jogja, salah satu angkutan transport umum di Solo adalah Trans Solo yang bernama armada Batik Solo Trans. Kami naik yang jalur Kartosuro-Balapan-Palur PP. Harga tiket untuk pengguna Umum adalah Rp 3.500.-
 
Tiketnya baru Gw foto saat dirumah haha
Salah satu yang membedakan antara Trans Solo dan Trans Jogja terletak pada Shelter dan Proses pembayaran tiket. Jika di Trans Jogja di setiap Shelter pasti ada penjaga pintu dan tiket dibayar di shelter, maka di Trans Solo, shelter hanya untuk menunggu saat bis akan datang, pembayaran tiket dilakukan di dalam bis, Pramugara dalam bis membawa tiket untuk dibayarkan didalam oleh para penumpang.

Akhirnya kamipun sampai di Stasiun Balapan dan membeli tiket lalu menunggu datangnya kereta api yang akan membawa kami kembali ke kota Gudeg, kota Jogja.

Kami membeli tiket Pramex (kali ini benar-benar Pramex bukan kereta Sri wedari tambahan yang dimatikan AC nya sehingga jadi sekelas Pramex haha) untuk keberangkatan pukul 09.10.
 
Tiket kereta api dari Solo-Jogja
Saat kereta datang, para penumpang berebutan naik keatas kereta. saling dorong terjadi. Gw sempat kesusahan untuk naik karena kami naik tidak dari peron Atas karena yang dipakai adalah jalur 2. Kami buru-buru pindah ke gerbong khusus wanita yang ada di gerbong dekat dengan masinis.

hal yang lucu adalah beberapa kali petugas harus mengusir penumpang pria yang kerap kali salah masuk ke gerbong khusus wanita ini. Tapi mereka akhirnya mundur teratur untuk beralih ke gerbong umum.
Tak berapa lama, nampak naik sesosok perempuan berkebangsaan Asing yang nampak bingung karena kursi gerbong khusus wanita nampak penuh. Gw, Nia dan Lis mengatur duduk kami agar lebih efisien dan menawarkan tempat yang agak lowong untuk perempuan berkebangsaan asing tersebut dan dia mengucapkan “Terimakasih” dengan suaranya yang lembut sambil tersenyum.

Wah! bisa berbahasa Indonesia rupanya, pikir Gw dalam hati. Dilihat dari bentuk wajahnya, sempat Gw berfikir bahwa dia adalah orang yang berasal dari Prancis.
Sesekali Gw melirik memperhatikan aktifitasnya, dia mengeluarkan sebungkus gorengan pisang molen lalu dimakannya satu dan  mengembalikannya ke dalam tas yang dibawa. Tasnya bertuliskan El Naturalista yang merupakan salah satu brand Fashion. Sesekali ia melihat ke HP nya, lalu membuka buku agenda dan menuliskan sesuatu. Saat Gw lihat tulisannya, ternyata bahasanya bukan bahasa Prancis melainkan bahasa latin yang akhirnya bisa Gw simpulkan dia berasal dari Spanyol.

Lis sudah gelisah ingin mengajak mengobrol, akhirnya pembicaraan kamipun dimulai.
Dia adalah salah satu mahasiswa STSI Solo jurusan Wayang Kulit. Gw sangat kagum padanya yang pergi jauh dari negaranya untuk mempelajari Wayang Kulit. Bahasa indonesianya sudah sangat lancar padahal dia baru 11 bulan ada di Indonesia.

Gw bertanya tentang namanya, dia memperkenalkan diri dengan nama Elena (Gw sempat 2 kali bertanya karena lupa haha). Kami mengobrol panjang lebar tentang wayang, dia baru tau kalo di Lombok juga ada wayang, dia memang sempat pergi ke Bali juga dan tahu bahwa disana ada Wayang, tapi karena sudah tau informasi dari kami, dia sangat berhasrat untuk pergi ke Lombok.

Saat kami turun dari kereta, dia menawarkan pisang molen tadi kepada Gw namun Gw menolak dan tetap dipaksa sampai akhirnya Gw bilang Gw tidak makan pisang haha.. iihh pisang itu menjijikkan.

akhirnya kami sampai di jogja….


Solo, Tunggu aku kembali ya! kali depan saya akan jelajahi kamu!
Continue reading Adventure : Journey To Solo Day 2

Saturday, August 09, 2014

,

Adventure : Journey To Solo Day 1

(Pengalaman Pertama Naik Kereta api)
Hari Jumat (8/8/2014) Gw sama temen kuliahan Gw dulu si Lis dan Nia pergi berangkat ke solo naik kereta api. Sebelumnya udah bikin-bikin rencana bahwa hari itu kita bakalan berangkat bertiga buat jengukin mamanya Nia yang sedang dirawat di salah satu RS di Solo, tepatnya di RS Dr. Moewardi.
Di Lorong dalam perjalanan menuju Ruang Tunggu, berpose sebentar sambil pegang tiket XD

Diruang tunggu yang penuh dengan Cahayaaa

Kita berangkat dari Jogja naik Kereta Sri Wedari Tambahan yang berangkat pukul 16.05 (yang tertera di tiket, soalnya akhirnya kita berangkat sekitar 16.10an). Harga tiketnya adalah Rp. 6000 seperti yang tertera pada foto berikut.
 
Tiket Berangkat ke Solo yang sudah dicek petugas
Terlihat bahwa kami akan tiba di Stasiun Balapan pukul 17.19, namun mengalami keterlambatan sehingga kami baru sampai di Solo pukul 19.02an. Keadaan di dalam Kereta Sri Wedari sangat nyaman, kami buku-buku mencari kursi kosong karena tiket yang kami beli adalah jenis tiket yang tidak memiliki nomor kursi, jadi harus saling berebutan (Ya iyalah namanya juga Cuma Rp 6000.. BTW kalo mau yang udah ada nomor kursinya, beli tiket Sri Wedari yang harga Rp. 10.000 kata Nia, jangan lupa lihat jadwal pemberangkatan keretanya dulu yaa..!!)

Di dalam kereta, tak lupa sebagaimana layaknya seseorang yang kegirangan, kami-pun foto-foto saat sudah mendapatkan tempat duduk.
 
Foto bersama Nia

lis duduk sendiri di seberang..
pamer tiket dulu doongg

Sepanjang perjalanan, terlihat banyak sawah-sawah membentang bak permadani hijau nan indah terhampar di hadapan kami, sungguh adem sekali rasanya melihat kearah luar jendela untuk melupakan sejenak rasa sumuk yang melanda karena di Kereta Sri Wedari Tambahan ini tidak menggunakan AC (Ya iyalaahhh Rp 6000 gitu loohhh!!).

Nyoba pindah posisiii~

Pindah posisi lagiii~

Stasiun demi Stasiun kami lewati, mulai dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, sampai terus ke Stasiun Delanggu, lalu sampai akhirnya di Stasiun Balapan kuto Solo sing dadi kenangan kowe karo akuuuu~~ (malah nyanyi)

Sampai di Stasiun, karena sudah terlalu malam karena jadwalnya kemoloran, kami mampir makan dulu di salah satu rumah makan di sekitar Stasiun yaitu RM. ROSO ECO.
Daftar harga makanan dan minuman

Setelah membaca-baca menu, kami akhirnya pesen dengan menu sama yaitu Soto Kwali daging Sapi seharga Rp 6000 (lagi-lagi 6000-an wkwkwk).

Menunggu agak lama, akhirnya pesanan kami datang. Tampilannya agak berbeda dengan soto-soto kebanyakan yang ada di Jogja yang sudah pernah saya coba. Kuah nya cenderung  bening, nasi di dasar mangkuk lumayan banyak, taburan daging suir dan tauge nya agak kurang. Pertama-tama, Gw mencoba tanpa mencampurkan apa-apa kecuali jeruk nipis sebagai taburan, lalu Gw icip sesendok untuk merasakan kuahnya. Daaaaaaaaaannnnnnn!!!!
 
Begini tampilan Sotonya

Mangkok kami bertiga

WUENAK BUANGET!!!
walaupun bening, ternyata kuah tersebut mengandung banyak rasa rerempahan yang kuat juga rasa dari kaldu sapi murni bukan merupakan kaldu sapi dari bungkusan. dan akhirnya ludes lah semangkuk Soto Kwali tersebut, saya bantai tanpa ampun lalu saya membasuh tenggorokan dengan segelas Es Teh untuk meredakan dahaga dan rasa sumuk sehabis turun dari kereta api tadi.


Kami berencana melanjutkan perjalanan dari RM. ROSO ECO tersebut dengan berjalan kaki sampai RS yang dituju, namun melihat jam yang sudah semakin mepet dengan jam akhir besuk pasien, maka kamipun pergi naik taksi.

(lanjutan akan di posting besok, nantikan yaaa...)
*Joget-joget pasang Commercial Break*

Photobucket
Continue reading Adventure : Journey To Solo Day 1