Thursday, October 26, 2017

Pengalaman Suntik Meningitis JOGJA

Alhamdulillah hari Rabu kemarin tepatnya tanggal 25 Oktober 2017 saya sudah melaksanakan suntik Vaksin Meningitis. Di Jogja pelaksanaannya ada di KANTOR KESEHATAN PELABUHAN YOGYAKARTA yang berada di Jalan Ring Road Utara No.8. Untuk menuju kesini sangat mudah sekali, dari kantor imigrasi tempat kita mengurus pasport itu ke barat nanti belok kiri kearah ringroad dan masuk ke jalur lambat.

papan Penunjuk


Vaksin ini untuk persiapan bagi yang akan berangkat haji/umroh atau jika akan melakukan perjalanan ke negara-negara yang mewajibkan untuk vaksin meningitis.
Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku. (http://www.alodokter.com)
Sebelumnya saya sudah surfing dulu tentang syarat dan biayanya dari beberapa blog yang ada buat referensi supaya tidak 'kagok' saat melaksanakannya.

Syarat untuk vaksin Meningitis cukup mudah
1. Fotokopi KTP
2. Fotokopi Pasport
3. Pas foto 4x6 2 lembar (background putih, 80% tampak wajah)

Jadi pagi itu setelah selesai mengurus anak, saya diantar oleh suami berangkat untuk foto ke studio. Awalnya kami mau ke Studio Foto Pelangi yang ada di Jalan Karanglo Kotagede Yogya, tapi ternyata saat kami sampai disana masih tutup (karena bukanya jam 8 pagi sedangkan kami sampai sana jam 7.45 WIB)

Karena tidak ingin kehilangan waktu, kami melanjutkan perjalanan untuk ke Studio Foto Sampoerna yang ada di Jalan Kusumanegara Yogyakarta.
Disini ada beberapa paket yang bisa dipilih untuk pas foto, saya pilih yang paket B isinya 2 foto 4x6 dan 4 foto 3x4, background Putih dengan 80% wajah. Harganya 50.000 sudah dapat CD

fotonya jadi sekitar 30 menit setelah ambil foto, sehingga kami tinggal dulu untuk mencari sarapan. Setelah itu kami kembali untuk mengambil hasil cetak fotonya. Lalu bergegas untuk ke KKP

TAPI!!!!
ternyata saya lupa membawa fotokopian pasport sebagai salah satu syaratnya, jadi kami balik pulang dulu baru lanjut ke lokasi.

Sampai disana, petugas di depan sangat sigap membantu.
Kami tiba sekitar pukul 10.00 WIB, langsung mengisi formulir yang isinya data diri dan riwayat kesehatan. Sedikit saran, untuk riwayat kesehatan harap ditulis sendiri, karena nanti akan ditanyakan.
Situasi ramai tapi karena pelayanannya cepat jadi tidak terasa sumpek.

Setelah mengisi formulir, kita diarahkan untuk ke lantai 2 dan mengambil nomor antrian yang A (pendaftaran offline)
Mesin Nomor Antrian
saya kemarin dapet nomor antrian 63, dan langsung dipanggil. Berkas yang kita isi tadi kemudian diserahkan ke LOKET 1 yang berada di samping kanan kursi-kursi tempat menunggu. Saya perhatikan orang-orang setelah saya terlihat kebingungan mencari dimana letak Loket 1, karena posisinya ada di samping, orang-orang sering keliru dengan loket pengambilan buku kuning yang letaknya ada di depan kursi tunggu.

Posisi letak loket 1
Setelah berkas masuk ke loket 1, saya diberikan wadah untuk tes urin memastikan bahwa sedang tidak dalam keadaan hamil (untuk laki-laki tentunya jelas nggak dikasi wkwkwk).
Toilet ada di sebelah kiri kursi tunggu, setelah urin di wadah yang disediakan lalu ditaruh didepan kamar mandi (ada disediakan meja). Setelah itu tinggal tunggu panggilan nama.

Menunggu tidak terlalu lama, aknirnya naka saya dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan A, disini bersama 10 orang lainnya kami diberikan pemahaman tentang apa itu meningitis, mengapa harus suntik baksin meningitis dan apa efek sampingnya. Katanya setelah suntik nanti paling akan terasa sedikit kebas dan jika sampai demam cukup minum parasetamol dan istirahat. Diruang ini nanti berkas yang kita isi akan dikroscek kembali terutama bagian riwayat kesehatan. kita HARUS mengisi sendiri, kalaupun diisikan harus dengan di dekte oleh kita sendiri.

Setelah itu kita diberikan lembar untuk pembayaran, lokasi loket pembayaran ada di lantai 1 bawah tangga dekat dengan tempat pengisian formulir. Biaya untuk Vaksin meningitis di KKP Jogja adalah 320.000 (sudah dengan test Urin)

Sedikit saran untuk pelaksana, Setelah melakukan pembayaran itu saya kembali duduk dikursi tunggu disebelah pasangan Lansia, mereka mengeluhan bahwa penjelasan di ruang A terlalu cepat ngomongnya jadi mereka kurang bisa mencerna, mungkin untuk kedepannya jika ada Lansia mohon menjelaskannya dengan lebih pelan.

Setelah dari ruang A, kita kembali menunggu untuk pemanggilan ke ruang periksa B, disini adalah tempat untuk menyuntiknya. Vaksin Meningitis ini disuntikkan di lengan kiri atas, jarum suntiknya kecil jadi sakitnya tidak terlalu.

Setelah suntik, kita menunggu lagi untuk pengambilan kartu kuning, setelah itu selesai sudah.

Loket pengambilan Buku kuning
Saat akan mengambil kartu kuningnya, kita terlebih dahulu mengisi buku untuk bukti pengambilan. Kita akan menuliskan nomor buku dan nama pengambil lalu tanda tangan.

Untuk saya sendiri, sampe saat saya menulis ini bekas suntikannya masih sedikit cenut-cenut terlebih ketika tidak sengaja tersenggol.

Berikut ini penampakan buku kuning bukti sudah melaksanakan vaksin meningitis

Bagian Depan

Halaman pertama

halaman pengesahan bukti sudah suntik

Halaman belakang
Demikian pengalaman saya dalam melaksanakan suntik vaksin meningitis di KKP Jogja
Continue reading Pengalaman Suntik Meningitis JOGJA

Saturday, September 23, 2017

#BracesDiary - Hari ke (???) - Bye Behel, Welcome Retainer

Halloo...
setelah sejak postingan terakhir gw, sebenernya masih rutin kontrol behelnya, tapi biasalah penyakit m.a.l.a.s jadi nggak gw update disini hihi.

dan akhirnya ada kabar baik!!!
Bulan ini alhamdulillah perawatan behel gw dinyatakan SELESAI!!

Sebagai catatan flashback singkat, gw pasang awalnya bulan Februari 2015. Cukup lama sih sebenernya. ada 4 gigi yang dicabut agar ruang rahangnya cukup karena gigi gw termasuk besar (dokterpun mengakui hihi) dan rahang gw kecil.

tepatnya tanggal 18 September 2017, satu set perangkat perawatan behel gw sudah dilepas. setelah itu permukaan gigi yang ada bekas lem nya di bersihkan.

setelah dilepas, rasanya aneh, karena mungkin mulut gw udah biasa ada jarak yang disebabkan oleh behelnya, setelah behel dilepas mulut gw langsung nyentuh gigi hihi. udah gitu rasa gigi ini ringan sekali. gw sampe kegelian.

setelah itu, tanggal 20 September baru deh gw kembali ke klinik untuk pemasangan retainer.

berikut ini rincian  biayanya sebagai gambaran buat kalian.

# Pelepasan behel, pembersihan bekas lem, pembersihan karang gigi = Rp. 300.000
# Pembuatan Retainer (saya pilih yang retainer Hawley) = Rp. 1.500.000
#Pembuatan duplikat cetakan gigi before-after = Rp 100.000
==========================================
Total : Rp 2.000.000

nah untuk retainer sebenernya ada beberapa jenis (bisa di google sendiri hihi), tapi gw pilih yang Hawley. kenapa??

karena retainer Hawley lebih fleksibel, bisa diatur ulang kalo-kalo suatu saat nanti gw males-malesan pakenya dan gigi gw relaps.

kalo retainer satunya emng lebih murah, sekitar 1jt-an tapi kalo gigi berubah bentuk, itu retainer gak bisa dipake lagi karena bentuknya sudah fix. kan eman2..

ini retainer yang gw punya

untuk pemakaian retainernya, kata dokter kalo lepas-pasang kan nggak efektif ya..
jadi dipakainya malam hari aja setelah yakin nggak makan lagi ato pas udah deket jam tidur.

berikut ini foto perubahan gigi gw


Alhamdulillah sudah selesai, semoga nggak ada keluhan tentang relaps haha

terimakasih bagi para pembaca dan komentator yang selalu setia pantengin blow dan postingan gw, semangat terus!!!
Continue reading #BracesDiary - Hari ke (???) - Bye Behel, Welcome Retainer

Monday, January 02, 2017

Cerita Tentang Jaundice (Sakit Kuning)

Sebelumnya sudah gw sebutkan di postingan terakhir bahwa anak gw divonis sakit kuning, karena kurang ASI dan belum sempat dijemur.

akhirnya Puskesmas merujuk ke RSI Hidayatulah untuk di cek lab.
Sore itu kami ambil nomor untuk pendaftaran, ternyata dokter anak yang sore hari itu sudah full, tapi oleh petugas disana kalo kami mau datang juga bisa karena siapa tau ada antrian yang kosong karena tidak datang.

Dari jam 6 sore kami menunggu ternyata baru tau kalau Dokter anak yang kami tuju sudah pulang. dan akan berganti dokter anak lain. Akhirnya suami mendaftar ulang dan syukurnya dapat nomor antrian walaupun  terakhir.

pemeriksaan dokter mulai dari jam 8.30, dan Anak gw mulai diperiksa pukul 10an malam kalo ga salah. Dokter menyarankan untuk tes lab.

Anak gw diambil darahnya, tapi yang masuk ke lab adalah ibu mertua karena gw takut dan ga tega.

Hasil test lab nya keluar 1 jam kemudian, ternyata jumlah bilirubin nya termasuk tinggi yaitu 14 padahal normalnya adalah 7.

Sempat khawatir, dan diberikan opsi oleh perawat apakah mau di opname dengan di terapi sinar, atau dibawa pulang dan perawatan sendiri. Akhirnya setelah minta saran ibu mertua, Anak gw diputuskan untuk opnam saja dengan berbagai pertimbangan diantaranya adalah saat itu bulan Oktober dan musim hujan sehingga matahari pagi sangat jarang nongol, dan juga karena kami pastinya belum tahu cara perawatannya.

jadi untuk lebih amannya kami serahkan kepada yang berkompeten saja yaitu Rumah Sakit.

Saat tau bahwa harus opname, suami langsung balik ke rumah buat ambil baju2 dan perlengkapan anak gw dan gw yang rencananya anak ikut menunggui. Tapi ternyata kalau terapi sinar itu hanya bayinya aja yang menginap karena nanti ditempatkan di ruangan khusus. Nanti sudah disediakan pakaian ganti dan perlengkapan. Kami cuma sedia Susu.

setelah anak gw dapet kamar yang mana itu adalah box khusus untuk terapi sinar, kami pun pulang.

untuk penyinaran sendiri dilakukan 12 jam sehari dan 6 jam setiap sesi nya.
karena anak gw masuk penyinaran jam 11 malam, keesokan paginya jam 5 penyinaran dihentikan, dan istirahat sebelum nanti jam 11 siang dilakukan penyinaran lagi sampai 5 sore dan begitu seterusnya.

Box untuk penyinaran

Erin di dalam box


yang bisa masuk ke ruang penyinaran hanya ibunya si bayi saja, jika ingin menyusui ditempat, mengecek persediaan susu formula apakah cukup, sekedar melihat untuk lepas kangen atau mengantar Susu jika ASI ekslusif. Dan kunjungan dilakukan di sela-sela waktu tidak sedang penyinaran.

anak gw opname 3 hari berarti ada 6 sesi penyinaran.

Dihari ke 2 saat gw dan suami sedang menjenguk, ada juga pasangan muda seperti kami yang datang untuk mengantar ASI buat anaknya yang juga sedang disinar.

Si Ibu terlihat masih belum pulih sepenuhnya dari pasca bersalin, setelah ngobrol-ngobrol dengan mereka, kami jadi tahu bahwa anak mereka juga baru lahir, via caesar karena bayi sulit keluar dan sudah mulai kekurangan oksigen.

Setelah lahir, 3 hari kemudian saat kontrol juga si bayi di vonis kuning juga, padahal ASI ibunya lancar, selalu diminumkan. Eehh terkena kuning juga dengan bilirubin 17.

Berarti banyak sedikitnya ASI yang didapat bayi nggak ngaruh dong sama kondisi bayi supaya gak kuning?
berarti memang sangat-sangat perlu dijemur.
Jadi buat kalian yang punya baby atau yang anak punya baby, jangan lupa selalu dijemur tiap pagi.

Alhamdulillah setelah hari ke 3, kadar bilirubin sudah turun, dan bisa dibawa pulang.
Continue reading Cerita Tentang Jaundice (Sakit Kuning)