Semoga aja gw masih inget jalan ceritanya. Oke kita mulai...
Malam hari, di bulan Juni 2014.
Sepupu gw +suci pringgahapsari yang belakangan gw tahu sedang rapat dengan sahabat-sahabatnya semasa kuliah dulu menelpon, menanyakan apakah gw mau ikut mereka ke Gunung Sikunir.
Saat itu gw yang lagi gegulingan di kamar masih belum 'ngeh', sama sekali tidak tahu apa-apa tentang pendakian gunung, memang sih waktu SMA sering naik bukit, tapi gunung itu pastinya beda. Dengan sedikit ragu, gw tolak tawaran itu.
namun tetiba, sebuah pikiran terlintas.."kalo nggak sekarang, lalu kapan lagi??"
Akhirnya gw sms Mama, minta ijin beliau.. dan Gayung bersambut.. ia menyetujui.
Langsung gw telpon balik cicik (nama akrabnya) dan menyatakan gw yakin dan mantap buat ikut. Begitu telpon gw putus, langsung bongkar lemari mencari outfit yang gw punya.
Gw menyiapkan 2 celana training, 2 kaos, 1 jaket tebal, 1 kaos kaki bola, dan sepasang sepatu kets tak lupa slayer. Cukuplah..
Pada hari yang ditentukan kami berangkat yang terdiri atas 8 orang. gw, Cicik, Mbak Vita, Mbak Fajar, Mbak Amel, Mbak Yan, Mas Bram, dan Mas Nur. Jam 4 Sore kami start dari rumah mbak Vita dengan 4 motor keren.
perjalanan yang seharusnya ditempuh dengan waktu 4 jam, menjadi lebih lama akibat hujan yang turun dengan derasnya. Kami memutuskan untuk berhenti berteduh di Masjid yang ada di sebuah desa di jalan Wonosobo.
Setelah hujan agak sedikit reda, kami melanjutkan perjalanan. Sampai alun-alun Wonosobo sekitar pukul 10 Malam. Kami berhenti untuk makan Makanan Khas Wonosobo yaitu Mie Ongklok dan sate.
Sekitar pukul 11 Malam kami lanjut perjalanan, medan yang berat ditambah motor gw yang lama belum diservis membuatnya agak sedikit rewel.. apa lagi dengan cuaca dingin.
Jam 12 Malam kami sampai di basecamp Pendakian Sikunir dan langsung berbagi tugas. Mencari kayu untuk api unggun, mendirikan tenda dan memasak air untuk menyeduh bekal-bekal yang kami bawa.
Skip Skip..
Jam 3 pagi kami mulai naik ke puncak sikunir, memakan waktu 30 menit. TAPI!!! dengan fisik gw yang belum kuat, berkali2 gw harus berhenti, dan mbak-mas yang lain dengan setia menanti gw kuat kembali untuk mendaki.. Gw terharu..
dengan napas tersenggal-senggal, gw paksa untuk terus berjalan.. Nggak asyik kan kalo mas-mbak yang lain gagal liat sunrise gara-gara gw.. Gw nggak mau menjadi beban mereka.
Akhirnya kami sampai di puncak. Kaki yang nggak kuat melangkah, oksigen yang menipis, orang-orang yang bejubel membuat perasaan gw campur aduk (dalam artian positif pastinya). Kami menemukan Spot duduk yang paling bagus. Sambil menunggu datangnya Sun Rise, gw terus saja menggigil, gigi sampai bergerutuk. Mbak Vita menyarankan gw memakai topi kupluk punya mbak Yan untuk nutupin telinga biar nggak kedinginan lagi.
Sunrise yang ditunggu datang!!
Golden Sunrise di Sikunir |
Matahari semakin meninggi, kini saatnya berfoto dan bergaya.
Abaikan muka gw, itu tampang antara takut dan senang dan sedih juga susah wakak |
Halaman persembahan.. *Tsaaahh |
Berpose bersama mbak-mas yang sudah menyemangati gw |
lagi, Abaikan muka gw wakakak |
Berpose kembali dengan latar belakang awan-awan |
pembuktian gw sudah pernah naik Gunung Sikunir |
Barisan Gunung yang menunggu untuk ku daki |
Sok berpose ala taun 60an, sok menerawang cakrawala |
Perjalanan turun sangat mengasyikkan karena tentu saja jalannya menurun..
sambil turun gunung, sambil foto-foto.. hihihi
langkah yang ringan |
Ceria Ceria |
Menjaga keseimbangan agar nggak kepeleset |
Sesampainya kami kembali ke tenda, kami memasak Mie rebus untuk menghalau rasa dingin. Dan sekitar pukul 10 atau 11 siang, kami bersiap pulang.
Dan lagi-lagi berpose dahulu
sok membawa Carrier |
Foto bareeengg |
Terimakasih
0 komentar:
Post a Comment
TInggalkan pesan anda, berikan saran agar saya lebih baik lagi kedepannya! :)