Friday, May 24, 2013

Requiem of Madness -Part 3-

Tittle : Requiem of Madness 
Chap : 3/?
Pair : meXhisoka,
Rate : belum dipastikan
Warning : belum dipastikan.
Disclaimer : Hisoka's Character belong to his creator. i didn't own him but i did own my self and this story. All credits of Hisoka belongs to his creator. The Title of this Fanfic is Hisoka's theme song.
_______________________________________________________________

“Selamat datang kembali tuan putri..”dia berbisik. Aku tercekat tak dapat berkata-kata. Tanganku dilepaskan olehnya dan dia menyalakan lampu tidurku. Sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas.

Matanya berwarna emas menyala, rambutnya berwarna merah, bibir tipisnya melengkung membentuk senyum sinis namun terlihat manis dan indah. Wajahnya tertutup make up pantomime putih pucat dengan gambar bintang warna merah di bawah mata kanannya dan gambar tetesan air di bawah mata kirinya. Dia nampak memakai kaos putih dengan gambar sesuatu yang aku tidak bisa memastikannya, dan dia menggunakan celana panjang warna abu-abu kusam, aku tidak yakin, dengan cahaya ruangan yang redup dan suasana hatiku yang ketakutan.

“Kau banyak berubah, aku pada awalnya tidak yakin kalau ini kau..” Dia mulai bicara lagi, aku hanya terduduk diam ketakutan. Apakah mungkin dia kawan lama ku? aku memang mengubah warna rambutku yang tadinya berwarna  pirang menjadi cokelat gelap. “Tapi satu ini yang tidak pernah berubah. Saat kau takut, kau selalu tidak dapat berkata-kata..” Yah, mungkin dia benar soal yang itu karena aku sampai saat ini tidak berteriak sebagaimana orang lain kalau tiba-tiba kamarnya dimasuki orang.
“Kau.. Siapa?” aku memaksakan suaraku untuk keluar.
“Apa? Kau melupakanku?” Dia berdiri dari duduknya. “Hehehe.. Aku tidak menyangka kau lupa..” Dia menjilat bibirnya dan menyisir rambutnya dengan tangannya ke belakang. “I am your savior..” Dia berbisik dengan suaranya yang dalam. Angin kembali berhembus melalu jendela dan sebelum aku sadar akan apa yang terjadi, orang itu sudah menghilang. Aku masih terbengong-bengong, masih belum bisa menyatukan akal pikiranku atas apa yang terjadi. Aku cepat-cepat bangkit dari jandangku lalu lari ke arah jendela dan menutupnya lalu ku kunci. Nafasku terengah-engah, jantungku berdegup dengan kencang. Aku mencoba untuk menenangkan diriku dengan mengambik nafas dalam-dalam. Sesudah merasa agak tenang, aku kembali ke ranjang untuk mencoba tidur. Kunaikkan selimut hingga menutupi kepalaku dan memejamkan mataku.

“Nona.. Selamat siang, saya membawakan makan siang anda ke kamar..” suara Hiroki terdengar, tapi aku masih sangat mengantuk. “Nona..” dia memanggil lagi.
“Hmm..sudah pukul berapa ini?” aku bertanya sambil membalikkan badan dan mencoba membuka mataku dengan susah payah karena aku masih sangat mengantuk.
“Pukul 11 siang, Nona. Maaf saya sebenarnya sudah membangunkan pukul 9 seperti yang nona minta namun nampaknya anda sangat kelelahan sehingga tidak sadar saat saya bangunkan.” Hiroki membawa nampan yang berisi makan siangku dan diletakkan di meja dekat ranjang. “Silakan, nona.. makan siang anda”
Aku duduk di ranjang, masih memikirkan kejadian semalam apakah hanya mimpi atau benar terjadi. aku memegang tangan kananku, tempat dimana orang bermata emas itu semalam mencengkramku.

“Nona, anda baik-baik saja?” Tanya Hiroki, dia terlihat khawatir, dia menaikkan satu alisnya.
“Aku baik-baik saja kok” kata ku sambil berjalan menuju nampan makan siangku. “Apakah meja, computer dan telepon yang kuinginkan sudah ada di ruang perpustakaan?” aku mulai makan.
“sudah nona, sekarang petugas sedang memasang jaringan internet untuk anda, saya yang meminta mereka karena saya rasa anda membutuhkannya untuk memecahkan kasus yang sedang anda tangani, maaf jika tidak sesuai dengan keinginan anda” Hiroki berkata dengans angat hati-hati.
“Oh bagus lah, aku memang ingin memasang jaringan internet juga, terimakasih Takahashi-san” aku tersenyum pada Hiroki, mencoba agar dia tidak terlalu canggung terhadapku.
Hiroki masih berdiri di seberang meja tempat aku makan.
Ah, dia terlalu kaku, aku harus bagaimana ya agar bisa agak santai? pikirku.

“Takahashi-san, aku meminta kau menuruti semua keinginanku, aku ingin kau jangan terlalu kaku jika ada di dekatku, anggap saja aku sahabatmu, ya..” kataku sambil tetap tersenyum hangat.
“Tapi Nona..”
“tidak ada tapi-tapian, kau harus menuruti semua apa mauku! nah, sekarang apa yang kau ketahui tentang kasus yang kutangani ini?”
“Yang saya tahu, korban pembunuhan yang pertama adalah salah pimpinan  anggota geng yang berkuasa di pasar, dia banyak terlibat kasus kriminal. korban kedua adalah karyawan pabrik pengalengan ikan di pelabuhan milik keluarga Kazuya. dan yang terakhir adalah detektif sebelum anda.”
“hmm..begitu ya, apa menurutmu semua pembunuhan itu dijalankan oleh orang yang sama?”
“saya kurang mengerti nona, tapi di mayat ketiganya ditemukan kartu as sekop”
“Kartu As sekop?hmm..mungkin itu bisa jadi salahs atu petunjuk nya. baiklah aku sudah selesai makan, setelah ini aku mau mandi dan kau ikut aku ke ruang perpustakaan. aku butuh beberapa bantuanmu.”
“baik nona” Hiroki membawa kembali nampan makan itu dan melangkah keluar kamarku sementara aku masuk ke kamar mandi.

---Hisoka’s POV (Point of Vision, sudut pandang cerita)---

Cih sial! pukulan pengawal itu keras juga. aku mengusap pipiku yang agak memar dan sakit. aku mulai memasang make up pantomime yang menjadi ciri khasku saat bekerja menjalankan perintah membunuh ini. kenapa bisa kebetulan sekali saat aku mau masuk ke kamar itu dia juga baru masuk. Dia kuat juga sepertinya, apakah dia mendapatkan pelatihan khusus? ah aku tidak perduli, aku harus menyusun ulang rencanaku. malam ini aku akan kembali lagi saat semua sudah lengah kembali. Tugas ini harus segera kuselesaikan agar uangnya bisa ku ambil.

Aku menyusun kartu poker kesayanganku membentuk piramida bertumpuk, ini adalah hiburan sekaligus latihan untukku. “Detektif baru itu akan sangat menyesal sudah datang dan mau berurusan denganku, haha..” aku tertawa membayangkan darah detektif baru itu ditanganku, aku menyukainya, bau anyir darah itu..
“Hey Hisoka! kenapa kamu masih ada disini? bukankah kau sudah diberi tugas?” Yoshi, salah satu orang yang sama-sama tinggal di lorong ini membangkitkan aku dari khayalan indahku.
“Bukan urusanmu.” jawabku singkat. aku menjatuhkan kartu di piramida paling atas dan membuat semua kartu berjatuhan dan aku memungut nya. aku melangkah menjauh. Aku ini tipe penyendiri, aku suka melakukan semuanya sendirian, aku bekerja sebagai pembunuh kepada keluarga Kazuya. mereka membayarku dengan harga tinggi untuk setiap tugas yang kuselesaikan. aku membutuhkan uangnya untuk membantu anak jalanan di pasar.
kalau dipikir-pikir lucu juga, aku yang seorang pembunuh ini masih mempunyai rasa kasihan terhadap mereka.
ya, karena aku juga besar sebagai anak jalanan. aku tahu bagai mana rasanya berjuang hidup tiap menitnya. tanpa sadar aku mengepalkan tanganku.
aku berjalan dalam gelap, berjalan menuju rumah detektif baru itu dan kali ini aku harus lebih berhati-hati dan waspada.
“angin malam ini kencang juga..” aku menyibakkan rambut ku kebelakang. Aku teringat kembali atas tugas yang diberikan tuan Kazuya.
“hari ini ada detektif baru kiriman dari kota Kirabai yang ditugaskan untuk mengusut kasus pembunuhan disini, dan kau pasti tahu apa tugasmu kan, Hisoka?” tuan Kazuya berkata sambil mengaduk teh nya.
“tentu saja aku tahu tuan”
“baiklah kalau begitu mulai bekerja, uangnya seperti biasa akan ku berikan setelah kau membunuh target itu”
Aku memanjat ke kamar tidur si detektif itu, jendelanya dikunci tapi aku sangat ahli dalam membuka nya. tidak perlu waktu lama untukku membukanya. aku masuk kedalam kamarnya, keadaan nya gelap. dan ini sangat menguntungkan untukku.
aku mengeluarkan belati dari ikat pinggangku. dengan mengendap-endap aku mulai mendekati ranjang tempat dimana detektif itu tertidur, dan kali ini untuk selamanya saat belatiku sudah berada dalam dirinya. aku sangat tidak sabar ingin merasakan darahnya. aku merasakan keinginan yang sangat menggebu-gebu dalam diriku.

aku berjalan semakin dekat dengan ranjangnya, dan detektif itu pun berbalik. aku terkejut. ternyata seorang perempuan! tuah Kazuya tidak menjelaskan padaku kalau dia adalah perempuan! sial! sekarang aku jadi ragu untuk membunuhnya!
seketika itu juga aku jadi lemas, dan aku duduk di pinggir ranjangnya. memikirkan langkah selanjutnya apa yang harus kulakukan. apakah akan tetap membunuhnya atau apa?
dalam gelap aku memberhatikan wajahnya, sangat familiar. dan seketika itu juga bayangan masa lalu menyeruak kembali. dia seperti gadis yang kuselamatkan dulu. apakah benar ini dia?
aku memperhatikannya lebih dalam dan tiba-tiba dia terbangun. dia tidak berteriak dia hanya terdiam menatapku dalam ketakutan dan dengan cekatan dia bergerak untuk menyalakan lampu di dekat ranjangnya tapi aku lebih cepat, aku mencengkram tangannya, dia menjadi kaget.. oh kuharap aku tidak terlalu kuat menggengamnya..
aku menariknya hingga dia terduduk. aku ingin tahu apakah dia mengingatku setelah sekian lama ini.. aku mendekatkan tubuhku padanya, dan berbisik di telinganya “Selamat datang kembali tuan putri..” dan dia masih terdiam tercekat. aku menyalakan lampu yang tadinya akan dinyalakan olehnya.

ya, ini memang dia, gadis yang dulu itu.. walaupun dia banyak berubah tapi aku rasa aku mengenalnya. dia semakin dewasa. tentu saja, sudah bertahun berlalu sejak terakhir aku menemuinya.
apakah dia masih mengingatku? aku bergulat dalam pikiranku.

dia masih menatapku, mata hitam itu. mata yang membuatku merasa sejuk, mata yang pernah menangis basah dan ku usap airmatanya. ya! itu dia.. dia telah kembali! dan tiba-tiba saja aku merasa sangat bahagia.
“Kau banyak berubah, aku pada awalnya tidak yakin kalau ini kau..” Dia masih menatapku dalam diam “Tapi satu ini yang tidak pernah berubah. Saat kau takut, kau selalu tidak dapat berkata-kata..” aku melanjutkan kalimatku.
“Kau.. Siapa?”
Wah pertanyaannya entah mengapa membuat hatiku sesak, ternyata dia lupa padaku. “Apa? Kau melupakanku?” aku beranjak dari posisi dudukku.“Hehehe.. Aku tidak menyangka kau lupa.. I am your savior..”
saat aku berkata seperti itu, angin masuk menerpa. detektif itu terlihat lengah dan aku segera berlari ke jendela dan melompat keluar. aku terus berlari.
aku masih tidak bisa menenangkan hatiku.

mata hitam gelap itu, haruskah aku membunuhnya?
aku berhenti berlari, lalu bersandar di bawah pohon.
pikiranku masih bergulat, ada yang ingin menyelesaikan tugas tapi yang lainnya tidak ingin, sepanjang karirku baru kali ini aku merasa sangat bingung apa yang harus kulakukan..
tapi.. kenapa dia bisa lupa padaku?
angin berhembus dan menjatuhkan percikan air ke wajahku. aku mengusapnya dan melihat tanganku ada bekas make up pantomime yang ku pakai..
haha.. tentu saja dia tidak tahu siapa aku.. dengan gelinya aku menertawai diriku sendiri yang lupa bawa sedang memakai make up.
aku merogoh kantongku dan membuka satu bungkus permen karet Bungee. Permen  karet istimewa yang membuat aku selalu terkenang akan gadis yang kuselamatkan 6 tahun lalu..

“Dia kembali…” aku berbisik.. berharap bisikanku terbawa angin dan sampai kepada pemilik mata hitam itu..


___End Part 3___


Continue reading Requiem of Madness -Part 3-

Thursday, May 23, 2013

Kyousou Requiem - Hisoka character song lyrics and translation

狂想レクイエム

夜毎奏でる レクイエム
感じたよ そそり立つ程に
美味しそうだね 見付けた

真っ赤に染まる 果実のように
色づく君が 僕を濡らす
血を吐いて息を止める
その時は永遠に 甘く

さぁ出ておいで その茂みから
震える瞳を えぐり取ろう
待ってておいで 両手広げて
狂想の宴 吊るされる嘘

今宵捧げる エトランテ
美しく 積み上げる程に
愛しくなるね 素敵さ

滴り落ちるぬ るんだ雫
握り潰せば 薔薇に変わる
飛び散って冷たくなる
その時よ永遠に 紅く

さぁ見ておいで この夢舞台
絡まる糸には 甘い毒
待ってておいで 両手広げて
狂想に染まる 気まぐれの夜

僕の視線に 捕まるだけで
生きた心地もしないだろう?
君だけは ボクのモノさ
壊すにはまだ惜しい だから

さぁ出ておいで その茂みから
震える瞳を えぐり取ろう
待ってておいで 両手広げて
狂想の歌を 教えてあげよう

----------------------------------------

Kyousou Requiem

Yogoto kanaderu requiem
Kanjita yo sosoritatsu hodo ni
Oishisou da ne mitsuketa

Makka ni somaru kajitsu no you ni
Irozuku kimi ga boku wo nurasu
Chi wo haite iki wo tomeru
Sono toki wo eien ni amaku

Saa dete oide sono shigemi kara
Furueru hitomi wo eguritorou
Mattete oide ryoute hirogete
Kyousou no utage tsurusareta uso

koyoi sasageru etorante
utsukushiku tsumiageru hodo ni
itoshiku naru ne suteki sa

shitatari ochiru nurunda shizuku
nigiri tsubuseba bara ni kawaru
tobichitte tsumetaku naru
sono toki yo eien ni akaku

saa mite oide kono yume butai
karamaru ito ni wa amai doku
mattete oide ryoute hirogete
kyousou ni somaru kimagure na yoru

boku no shisen ni tsukamaru dake de
ikita kokochi mo shinai darou
Kimi dake wa boku no mono sa
Kowasu ni wa mada oshii dakara

Saa dete oide sono shigemi kara
Furueru hitomi wo eguritorou
Mattete oide ryoute hirogete
Kyousou no uta wo oshiete ageyou


----------------------------------------

Requiem of madness

The requiem I play every night
I felt it to a peaking extent
You look tasty, I found you

I’ll dye you crimson, like fruit
Your ripening makes me moist
Throwing up blood and stopping your breath
That moment is forever sweet

Come, come out of those bushes
Let me gouge out those trembling eyes
Just wait, extend both your hands
Lies being dangled at this feast of madness

Tonight I’ll give you an embrace
Piling up beautifully
Becoming filled with love, it’s splendid

A wet drop trickling down
If I squeeze it, it turns into a rose
Scattering and flying off, turning cold
That moment is forever crimson

Come, look at this stage of dreams
On the tangled thread, sweet poison
Just wait, extend both your hands
I’ll dye you in madness on this whimsical night

Just by capturing you in my gaze
You don’t feel alive anymore, do you?
Only you are mine
Because you’re still too precious to break

Come, come out of those bushes
Let me gouge out those trembling eyes
Just wait, extend both your hands
Let me teach you the song of madness



Source : willeke4439

Continue reading Kyousou Requiem - Hisoka character song lyrics and translation

Requiem of Madness -Part 2-


Tittle : Requiem of Madness 
Chap : 2/?
Pair : meXhisoka, meXhiroki
Rate : belum dipastikan
Warning : belum dipastikan.
Disclaimer : Hisoka's Character belong to his creator. i didn't own him but i did own my self and this story. All credits of Hisoka belongs to his creator. The Title of this Fanfic is Hisoka's theme song.
_______________________________________________________________

Kita sudah sampai, Tuan, Nona” Hiroki membangkitkanku dari lamunan panjang tentang masa lalu itu. Aku dan John menaiki tangga depan rumah kami, pintu dibuka oleh penjaga.
“Aahhhh!!!” Aku berteriak lega karena akhirnya aku pulang juga ke rumah dimana aku dibesarkan.
“Hoy! bikin kaget saja!” John menjitakku. Aku hanya meringis. Tak lama kemudian Hiroki masuk sambil menenteng tas dan koper bawaan ku, sedangkan punya John dibawa oleh Takahashi-san, ayah Hiroki.
“Takahashi-san!!” aku berseru dan berlari lalu memeluk nya. Dia sudah kuanggap seperti kakekku sendiri.
“Haha..Nona, kau sudah sangat dewasa sekarang..” Dia tertawa.
“Saya akan membawakan barang anda ke kamar, Nona.” Hiroki menyela. “Tidak usah, aku akan membawanya sendiri..” Jawabku sambil menarik tasku dari genggaman Hiroki.
“Tidak bisa, Nona. Ini tugas saya.” dia kembali menarik tas yang sudah ku pegang. Aku ikut tertarik, kakiku tersandung dan akhirnya aku jatuh dengan Hiroki dibawahku.
“Eh maaf!” Aku buru-buru bangun. “Saya juga minta maaf, Nona. Saya permisi.” Dia cepat-cepat mengambil tas dan berjalan ke lantai dua, kamarku.
aku mengikuti arah punggungnya dengan ekor mataku. ‘hmm, apakah semua Butler harus sekaku itu?’ tanyaku dalam hati. Ah sudahlah, biar saja.
“Kak, aku ingin punya ruang kerja sendiri. Karena kakak pasti akan menggunakan ruang kerja Ayah. Aku harus secepatnya menyelesaikan kasus ini.”
“Kau bisa menggunakan ruangan perpustakaan, jika kau mau..”
“Boleh saja, baiklah aku akan mulai beres-beres.” Aku berlari menuju ruang perpustakaan yang terletak di lantai dua sisi Timur rumahku.

Rumah ini sebenarnya tidak terlalu besar, tapi jika dibandingkan dengan rumah penduduk sekitar tetap saja terlihat mencolok. Aku membuka pintu nya dan mulai mereka-reka dimana aku bisa menaruh meja kerja dan segala macam barang yang  aku perlukan untuk mengerjakan kasus ku. Aku membuka pintu yang menuju balkon lalu duduk di kursi santai yang ada disana. Dari sini, jalan pasar bisa terlihat. Sempurna! ruangan ini memang pas!. Aku segera bangkit dan berlari kearah dalam perpustakaan untuk mengabari John  barang yang kuperlukan. Tetapi pas di depan pintu aku menabrak seseorang yang ternyata Hiroki.
Dahi ku terbentur dagu nya. “Aww!!” kami sama-sama kesakitan. “Anda tidak apa-apa, Nona?” Dia mengusap dahi ku. Aku mendongak keatas ternyata bibir Hiroki luka. Mungkin saat tertabrak tadi dia  sedang menggigit bibirnya.
“Aku baik-baik saja, kamu itu yang terluka, aku minta maaf ya..” Aku merogoh kantong dan mengambil sapu tanganku, dan mengusap darah yang ada di bibirnya.
jarak kami sangat dekat, dan aku tersadar lalu memberikan sapu tangan itu padanya supaya dia bisa mengelap darahnya sendiri.

Hiroki tinggi nya kira-kira 178cm, dengan rambut berwarna coklat terang dipotong pendek dengan model spiky. Wajahnya manis, agak terlihat tirus karena tulang pipi nya yang tinggi, badannya tidak gemuk, nampaknya berisi. Aku juga tidak yakin karena sampai saat ini dia selalu memakai jas Butler nya.

“Anda ada perlu apa, Nona? mengapa terlihat terburu-buru?”
“Aku mau bilang ke John bahwa aku memerlukan meja di  sebelah sini yang agak besar, lalu computer, dan telepon.”
“harus nya anda bilang ke saya saja, itu sudah jadi tugas saya untuk melayani anda..”
“haha..baiklah lain kali aku akan langsung berkonsultasi padamu..aku perlu waktu untuk beradaptasi karena aku biasa mengurus diriku sendiri..”

Hiroki masih sibuk mengelap darah nya, nampaknya agak parah.

“Apakah kau yakin tidak apa-apa? darahnya lumayan banyak..”
“Aku tidak mengapa, Nona.”
“Tapi kenapa bisa sampai berdarah begitu ya? apakah dahi ku ini terbuat dari besi,,haha”
Hiroki ikut tertawa “haha..tidak, Nona. luka ini sudah aku dapatkan sebelum berbenturan dengan anda.”
“Hmm..? kenapa bisa?”
“Maaf nona, kesalahan saya tidak memeriksa keadaan dulu sebelum kamar anda siap ditempati, tadi ada orang nampaknya penduduk sini, masuk lewat jendela anda, dan kami sempat berkelahi..”
“wah? mengerikan juga ya? tapi apakah sudah aman? ngomong-ngomong Takahashi-san, umurmu berapa?”
“Saya 27 tahun, Nona. dan saya rasa sudah aman sekarang.”
“hmm.. baiklah, jadi tugasmu adalah melayaniku, melindungiku dan mengikuti segala perintahku kan?”
“Iya, benar.”
“okay,. Aku capek sekali, aku akan istirahat sekarang. Besok pagi kalau tidak merepotkan bisa tolong bangunkan aku jam 9 saja?”
“Baik, Nona. Selamat tidur..”
Aku berjalan menuju kamarku. Saat pintunya ku buka, angin masuk dengan kencang. ternyata Jendelanya tidak ditutup. mungkin tadi saat Hiroki selesai berkelahi dia lupa menutupnya lagi. Aku menyalakan lampu lalu  menutup jendelanya. aku lirik jam di meja samping ranjang ku. sudah pukul 11 malam rupanya. Aku ingin berendam sebentar.

Setelah berendam dan menghilangkan rasa capek ku, aku pun mematikan lampu dan beranjak tidur. Rasanya belum lama aku memejamkan mata, aku merasa jendelanya kembali terbuka karena hembusan angin membuat kamarku jadi dingin. kubuka mataku, membiarkannya beradaptasi dalam gelap. aku kejapkan beberapa kali. aku melihat di sudut ranjang ku ada sesosok orang yang sedang duduk, menyilangkan kaki nya. matanya terlihat bersinar warna Emas.
dengan sigap aku menyalakan lampu disamping ranjangku, namun belum sempat aku menjangkau tombol nya, ada tangan mencengkram lenganku, dan menarikku sehingga aku terduduk. tangan itu milik sesosok orang yang tadi ada di ujung ranjangku. Aku tidak dapat berkata-kata, seakan tersihir dengan kehadirannya. aku merasakan di dalam gelap itu dia menatapku tajam.

badannya mendekat dengan cepat, aroma badannya manis, rasanya aku kenal harum seperti ini tapi entah kapan dan dimana, aku tidak bisa mengingatnya. yang aku tahu ketika mencium harum ini aku merasa tenang, tidak ada yang perlu kutakutkan.. dia masih memegang tanganku erat, dan wajahnya bertambah dekat ke wajahku, lalu aku mendengarnya berbisik.. “Selamat datang kembali tuan putri..”

___End Part 2___

Continue reading Requiem of Madness -Part 2-

Requiem of Madness -Part 1-


Tittle : Requiem of Madness
Chap : 1/?
Pair : meXhisoka
Rate : belum dipastikan
Warning : belum dipastikan.
Disclaimer : Hisoka's Character belong to his creator. i didn't own him but i did own my self and this story. All credits of Hisoka belongs to his creator. The Title of this Fanfic is Hisoka's theme song.
_______________________________________________________________

Kota Kaofuku, aku menghirup dalam-dalam udara pelabuhan tempat kapal kami bersandar. Saat aku melihat ke sekeliling dan tidak ada perubahan yang berarti selama 6 tahun sudah aku tidak pulang kesini. Sejak kelulusan SMP aku tinggal di kota Kirabai, untuk mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih bagus karena di daerah asalku tidak didirikan sekolah tingkat lanjutan, kenapa? karena orang-orang di daerahku beranggapan bahwa bekerja itu lebih baik daripada setiap hari menuntut ilmu ke sekolah, bagi mereka ilmu bisa didapat dengan bekerja di pelabuhan, bisa membaca dan berhitung ilmu dasar sudah cukup bagi mereka, maka tidak heran kehidupan di sini pun memprihatinkan. Oleh karena itu ayah memutuskan untuk membawa aku dan kakakku pindah. Ibuku sudah lama meninggal,dia berasal dari luar negeri, itulah sebabnya namaku dan kakakku pun ada khas dari Negara ibuku dan ayahku.

Namaku Cindy Kawazuri, aku anak nomor dua dari keluarga pemilik salah satu dermaga di kota Kaofuku. keluarga kami sangat ternama dan kami disegani oleh penduduk disini, tapi walaupun begitu aku dibesarkan dengan didikan oleh ayah ku bahwa kami harus tetap rendah hati kepada penduduk karena mereka adalah orang yang pertama membantu kita jika ada masalah. kakak laki-laki ku bernama John Kawazuri, sekarang dialah yang menjalankan bisnis dermaga keluargaku karena ayahku meninggal beberapa hari yang lalu. Tapi itu bukan satu-satunya penyebab kenapa hari ini kami kembali ke kota Kaofuku. Aku adalah detektif ternama dan ditugaskan untuk memecahkan kasus yang ada di kota Kaofuku.
Laporan yang ku terima bahwa 3 tahun belakangan di kota ini ada pembunuhan yang pelakunya masih belum bisa tertangkap hingga saat ini, dan detektif sebelumnya yang dikirim sebelum aku pun menjadi korban.
“Kau berasal dari kota itu kan, Kawazuri-san?” Tanya pimpinan ku.
“Iya, Awaji-san sir, itu benar.”
“Oleh karena itulah aku memberikan tugas ini kepadamu, dan aku yakin kamu pasti bisa memecahkannya.”
“Aku akan berusaha memberikan hasil yang terbaik, sir.”

“hey, Cindy-chan..ada apa? kenapa kau mengerutkan keningmu? ada yang kau risaukan?” John menyadarkanku dari lamunan.
“eh, tidak.. gak kenapa-kenapa kok kak. Dimana jemputan kita?” aku melihat sekeliling.
“Seharusnya sih Takahashi-san sudah sampai, tapi dimana ya?” John juga ikut menengok ke segala arah.
Kyouka Takahashi-san adalah Butler kami, dia diamanatkan untuk tinggal di rumah kami selama kami ada di kota Kirabai. Seingatku beliau sudah berumur kira-kira 50 tahun sekarang.
“Ah! itu disana! Oooii! Takahashi-san!!” John melambai kesebelah kanannya.
Sesosok laki-laki tinggi memakai jas abu-abu berjalan menuju kami, hey dia bukan Takahashi-san, orang ini lebih muda, seumuran John!
“Selamat malam Tuan Kawazuri-sama, Nona” dia menganggukkan kepala kepada kakakku lalu meraih tanganku dan menciumnya, aku terkejut. “Barang kalian akan saya bawakan, silakan anda menunggu di dalam mobil.”
aku dan John berjalan menuju mobil berwarna silver. Setelah duduk aku bertanya pada John.
“Itu tadi siapa?bukankah kata kakak, Takahashi-san yang akan menjemput?
“Dia Hiroki Takahashi, anak Takahashi-san kira-kira umurnya sepantaran denganku, kamu masih kecil saat dia dikirim ke kota Teiwa untuk sekolah sebagai Butler. dan dia adalah Butler khusus untukmu.”
“Butler? kak aku sudah berumur 23 tahun, aku tidak perlu Butler untuk mengurusi semua urusanku.. lagi pula aku terbiasa hidup mandiri di kota Kirabai.”
“Keputusanku sudah bulat, dia juga yang akan bertanggung jawab atas keamananmu selama kau di sini.”
“Tapi kak..” aku baru akan membantah ketika pintu supir tertutup.
“Barang anda sudah di bagasi, apakah anda ingin mampir dulu sebelum pulang kerumah?” Tanya Hiroki.
“Hmm..bisakah kita lewat jalan pasar saja?”
“Baik, Nona”
Sepanjang perjalanan aku melihat ke arah luar jendela mobil. Gerimis mulai turun, jalanan pasar tergenang becek di beberapa tempat. Aku seperti terbawa kembali ke masa lalu.. Dijalan ini aku bertemu seseorang, namun aku lupa bagaimana pastinya rupa wajahnya, kejadian itu sudah 6 tahun berlalu. Dia berusia kira-kira 17 tahun, saat itu aku baru pulang sekolah melewati jalan pasar, aku dihadang oleh beberapa anak laki-laki yang diantaranya ada yang membawa pisau lipat dan diacung-acungkan di depanku..mereka meminta ku untuk memberikan mereka uang tapi hari itu uangku sudah habis untuk mentraktir kawan-kawan disekolah karena aku sedang berulangtahun.
“Ayolah, nona cilik, berikan kami uang, kau kan orang kaya. Kami tidak percaya kalau kamu tidak membawa uang..” ujar salah satu dari mereka sambil menarik-narik tas ku.”
Saking takutnya aku sampai tidak bisa berkata-kata. Aku hanya menitikkan airmata.

“Hey hey hey! kalian membuat sang putri menangis, aku tak bisa memaafkannya” tiba-tiba ada suara dari belakang kami.
“Siapa kau!” salah satu penyerang ku berteriak kepada sesosok laki-laki yang bersandar di bawah pohon.
“Namaku? kalian tidak perlu tahu, karena kalian tidak pantas untuk jadi lawanku. Oleh karena itu aku minta kalian untuk melepaskan gadis itu.”
“Hah! sombong sekali kamu! apa kamu kira kamu bisa melawan kami ha?” di saat itu mereka kira-kira ada 7 orang.
“Tentu saja, tapi permasalahannya adalah apa kalian bisa melawanku?” lelaki itu berjalan ke arah kami dengan langkah yang sangat tenang.
“Sudah cukup bicaranya, ayo kita bertarung! Heaaaaaa…..!!” salah satu dari penjahat itu mulai maju dan menyerang.
kejadiannya begitu cepat, tiba-tiba saja dia sudah tergeletak di tanah.
“Siapa selanjutnya?” dia bertanya. ke enam penjahat lainnya terlihat gemetaran. lelaki tadi melihat dengan tajam kepada keenam orang yang lain “Kalian bisa pergi sekarang.” setelah dia berkata begitu maka larilah mereka dengan terbirit-birit.

“Kau terluka, nona?” dia bertanya kepadaku sambil mengusap airmata yang mengalir di pipiku. “Jangan takut, aku tidak akan jahat padamu, aku janji.” Dia tersenyum lebar.
“Aku baik-baik saja, terimakasih sudah menyelamatkanku. Tapi aku tidak membawa uang untuk membalas kebaikanmu.”
“Aku tidak menginginkan bayaran kok, tenang saja..”
“Eh tunggu aku ingat sesuatu” Kataku. Aku membuka tas ku dan mengeluarkan beberapa bungkus permen karet Bungee. “Ini untukmu.” Aku meletakkan permen karet itu ke tangannya, dia sempat akan menolak. “Ini adalah hari ulang tahunku, kau tidak boleh menolak apa yang kuinginkan.” Permen karet Bungee termasuk kedalam permen karet mahal, jarang ada orang biasa di kotaku yang bisa membelinya.
“Terimakasih, Nona.” Dari sudut mataku aku bisa melihatnya tersipu. “Aku yang berterimakasih kepadamu. Baiklah sudah saatnya aku pulang, terimakasih sekali lagi” Aku membungkuk dihadapannya. Dia terlihat kikuk, tangannya menyisir rambutnya ke belakang. Aku berjalan menjauh.
Belakangan aku baru menyesal kenapa aku tidak bertanya namanya siapa..
Apakah dia masih mengingatku?

___End Part 1____
Continue reading Requiem of Madness -Part 1-

Wednesday, May 22, 2013

hisoka hisoka hisoka

YEAHH!
gw lagi suka sama ini tokoh anime,, HISOKA

hisoka adalah tokoh dalam anime hunter x hunter, anime ini dibuat dua kali. tahun 1999 dan 2011.
dari kedua versi itu, gw lebih suka hisoka 2011. kenapa? karena suaranya,
hisoka 1999 suaranya kaya terlalu genit. kurang suka dengernya.. tapi kalo hisoka 2011 itu ya ampunn.. suaranya gentlePhotobucket

hisoka 1999 rambutnya cenderung oranye sedangkan hisoka 2011 rambutnya warna merah dengan aksen biru sebagai warna gradiasi.


tapi, ganteng-ganteng gitu, wajahnya bisa jadi sangat menyeramkan kalo dia uda ketemu ama lawan yang dia inginkan, hisoka ini sangat suka nantangin orang yang sesuai standarnya. dia punya standar sendiri dalam memilih lawan dan biasanya lawan yang dia inginkan itu seseorang yang sangat kuat!


hisoka punya kepribadian yang unik, walaupun dia bergabung dalam kelompok phantom troupe dia gak mau disuruh-suruh, dia melakukan semuanya sendiri, dia suka berbohong juga,, mirip tokoh joker lah.
si hisoka ini kalo lagi gak pake make up badutnya ganteng banget lho!Photobucket


dia menyembunyikan kegantengannya hanya untukku *Plaaaaakk*


selain tampang keren, dia juga punya body yang bagus banget!! sempurna!!
sexy!! aaaaaaaaaa,,,,,,!!!! Photobucket




PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket

kyaaaaaaaaaa............ XDDD

gw keliling surfing-surfing internet nyari fanfic tentang hisoka, banyak nya yaoi ama gon..
udah baca 1 cerita dan itu bagus banget ya ampuuunnnnn
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Continue reading hisoka hisoka hisoka

Tuesday, May 21, 2013

pengalaman membuat kartu K1

hari ini dari pagi gw sibuk buanget!

semua berawal dari kemarin malam, ada sms dari kakak sepupu gw yang nyuruh liat situs pemerintah jogja karena ada lowongan pekerjaan di Rumah sakit umum daerah yogyakarta untuk tenaga medis dan non medis.

gw liat dan download persyaratannya.
lumayan gampang,,

surat lamaran ditulis tangan, ijasah dan transkrip nilai terakhir yang uda dilegalisir, fotokopi KTP yang dilegalisir, surat keterangan sehat, fotokopi skck dan fotokopi kartu kuning a.k.a kartu pencari kerja..
gw langsung cek apa aja yang gw udah punya, dan ternyata tinggal urus kartu kuning dan minta surat keterangan sehat.

akhirnya dari pagi tadi jam 8 gw pergi ke puskesmas nge-cek kesehatan, trus mampir kelurahan legalisir fotokopian KTP..

dan tiba saatnya ngurus kartu pencari kerja atau kartu kuning atau kartu K-1.
tempat ngurus nya di balai kota, syaratnya cuma fotokopi ijazah terakhir, fotokopi KTP sama foto terbaru ukuran 3x4 selembar.

udah jadi deh..

kaya gini penampakannya

makanya dinamain kartu kuning soalnya warnanya itu wkwkkw

yak syarat kartu K1 udah jadi, terus gw lanjut pergi ke RS wirosaban buat masukin berkas..
pas gw uda nyampe sana, susaaaaaaaaaah banget nyari tempet parkir, POL! penuh!!

akhirnya setelah dapet tempet parkir yang sip, gw menuju ke tempat yang uda disediakan panitia di halaman samping RS itu, gw ambil nomor antrian, dapet nya nomor 70!!


buset daaaaaahh!!
terus gw sok-sok akrab aja gitu sama yang juga lagi pada nunggu antrian, nanya2 mereka nomor berapa, ternyata baru 20 an!
gw tunggu..

nunggu... nunggu,,
akhirnya kepanggil nomer 60 sampe 70.. gw maju..
antri lagi buat masukin perkas dan ngisi tanda bukti udah nyerahin berkas


dan akhirnya kelar sudah............


besok gw ke sana lagi liat apakan berkas gw lolos..
semoga aja lolos deh.. aamiin
Continue reading pengalaman membuat kartu K1

Saturday, May 18, 2013

As red As a Demon's Blood

Merah adalah warna hari gw saat ini.

semangat, berkobar menyala dengan sedikit aksen hitam pekat didasarnya.
perumpamaan akan rasa hati gw saat ini.

beberapa waktu kebelakang seperti yang bisa di lihat di posting gw sebelumya, gw bener-bener niat mau kirim paket ke aa' Tom. sangat berniat!!
namun karena biaya yang gak sedikit maka gw harus dapet kerja.
dan belum juga dapet sampe sekarang walopun gw gak pernah putus semangat buat nyari.

gw masukin semua lamaran ke perusahaan yang kiranya gw bisa. tapi hanya sampai tahap wawancara doang terus gak kepanggil lagi. gw uda bener2 pasrah.
gw uda mengubur dalam-dalam keinginan gw buat cari kerja dan kirim paket ke London.

tapi malam ini, gw buka Facebook, ada update postingan si aa'Tom hari Jumat kemaren tanggal 17 Mei 2013, yak! itu hari ulangtahun gw yang tahun ini gw rasa paling MEMUAKKAN dibandingkan tahun-tahun sebelumnya selama 23 tahun gw hidup.
back to topic, postingan si aa' Tom berisi tentang foto jam tangannya.

entah gak tau kenapa, gw merasa itu adalah suatu tanda bahwa gw ga boleh nyerah atas impian gw, harus tetep semangat cari kerja biar bisa kirim paket ke London..
kenapa gw merasa begitu? karena gw niat mau kirim paket buat nantinya dikirim balik sebuah jam nya dia, jam itu, jam yang dipakai selalu oleh dia.
dan gw juga nemu ada yang jual di Indonesia..


gw anggap ini pertanda, dan gw tangapi dengan postitif juga.


tentang Ulang tahun gw, gak ada yang spesial, semua berjalan seperti hari2 biasa, gw online di kamar bales2 komen kawan2 yang ngucapin selamat ulang tahun, dan udah cuma gitu aja,,

untuk masalah tiup lilin, gw gak menyianyiakan kesempatan yang ada..

gw beli sereal bungkusan SIMBA POPPINS, gw bikin, gw nyalain lilin persediaan gw kalo pas mati lampu..dan berkhayal bahwa gw sedang merayakan dengan mewah..

gw nangis sebenernya, tapi gak ada yang tau...

gw bertanya-tanya, pantes gak sih gw ngerasa kecewa? kenapa kok nelangsa banget sih ulang tahun yang harusnya saya senang..

sekarang pas ngetik aja gw nangis,


HAPPY HAPPY BIRTHDAY TO ME..
Continue reading As red As a Demon's Blood